Nama : Nova
Karlasemi
Kelas : 3KA01
NPM :
15112379
DIKSI
(PILIHAN KATA)
Dalam berkomunikasi kita menggunakan
bahasa sebagai alat untuk menyampaikan apa yang ingin kita utara kan. Berbicara
memang hal yang mudah , namun kita juga harus memperhatikan aturan-aturan yang
ada dalam suatu bahasa dan bagaimana cara penyampaiannya secara benar. Yang
kita harus perhatikan yaitu , dengan siapa kita berbicara, pada situasi formal
atau non formal, pemilihan bahasa yang akan di gunakan dan termasuk pilihan
kata yang tepat. Dalam kesempatan kali ini, akan di bahas mengenai bagaimana
menggunakan kata-kata atau kosa kata yang tepat dalam bahasa yang biasa di
sebut dengan diksi atau pilihan kata.
Pengertian Diksi
Berikut
ini pengertian diksi menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Pengertian
diksi menurut Gorys Keraf
Diksi
dan gaya bahasa di tuliskan dalam beberapa poin yang penting , yaitu :
a. Diksi
mencakup pengertian kata-kata mana yang harus di pakai untuk mencapai suatu
gagasan, cara membentuk kelompok kata yang tepat atau penggunaan ungkapan dan
gaya bahasa yang baik di pakai dalam situasi tertentu.
b. Diksi
adalah kemampuan dalam membedakan nuansa makna gagasan yang ingin di sampaikan
sekaligus kemampuan untuk menemukan bentuk kata yang sesuai dengan situasi
sehingga memiliki nilai rasa yang tinggi.
c. Diksi
yang tepat dan sesuai mungkin hanya bisa digunakan oleh orang yang memiliki
perbendaharaan kata luas.
2. Pengertian
diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Diksi
adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan)
Diksi
adalah kemampuan membedakan secara tepat makna dari suatu gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan aturan-aturan berbahasa yang ada dalam suatu lingkungan masyarakat.
Diksi
mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu maksud
kepada lawan bicara, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat
atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata
bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu
bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Fungsi diksi
Adapun
fungsi dari diksi antara lain sebagai berikut :
1. Memudahkan
pembaca atau pendengar untuk memahami secara benar apa yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis
2. Untuk
mencapai target komunikasi yang efektif
3. Melambangkan
gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
4. Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
Syarat-syarat pemilihan kata
(diksi)
Agar
menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Dalam
pemilihan kata haruslah tepat agar gagasan yang akan di sampaikan dapat
tersampaikan secara jelas
2. Dapat
di bedakan secara jelas mana makna denotasi dan mana makna konotasi
3. Menguasai
berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi
kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
4. Tidak
menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
Macam macam hubungan makna :
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2. Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4. Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6. Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7. Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8. Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Makna denotatif dan konotatif
Makna
denotatif biasa disebut dengan makna asli. Makna asli disini berarti adalah
makna yang sesuai dengan apa adanya. Makna denotatif disebut juga dengan
istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna
ideasional, makna referensial, atau makna proposional. Disebut makna
denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu mengacu
pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi. Disebut makna
kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan
menyangkut rasio manusia. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan
tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal.
Makna
konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu
mempunyai “nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Jika tidak memiliki nilai
rasa maka dikatakan tidak memiliki konotasi, tetapi dapat juga disebut
berkonotasi netral. Positif dan negatifnya nilai rasa sebuah kata seringkali
juga terjadi sebagai akibat digunakannya referen kata itu sebagai sebuah
perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka akan
bernilai rasa yang positif; dan jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang
negatif maka akan bernilai rasa negatif. Misalnya, burung garuda karena
dijadikan lambang negara republik Indonesia maka menjadi bernilai rasa positif
sedangkan makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti buaya yang
dijadikan lambang kejahatan. Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu
menahu kalau dunia manusia Indonesia menjadikan mereka lambang yang tidak baik.
Kata baku dan tidak baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. sebagai sumber utama bahasa baku
adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik
lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
Bahasa baku ( kata baku ) adalah
bahasa atau kata yang mengikuti ragam atau kaidah yang telah ditentukan atau
telah dilazimkan berdasarkan ejaan yang telah disempurnakan.
Fungsi bahasa baku adalah:
Fungsi bahasa baku adalah:
1. Fungsi
pemersatu
2. Fungsi
pemberi kekhasan
3. Fungsi
pembawa kewibawaan
4. Fungsi
sebagai kerangka acuan
Ciri-ciri
bahasa baku:
1. Kemantapan
dinamis
2. Kecendikiaan
3. Keragaman
kaidah
Penggunaan
bahasa baku:
1. Alat
komunikasi resmi, seperti dalam upacara kenegaraan, rapat dinas, administrasi
pemerintahan, surat-menyurat resmi, perundang-undangan, dan sebagainya.
2. Sebagai
bahasa pengantar dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3. Bahasa
dalam wacana teknis, seperti laporan kegiatan, laporan penelitian, usulan
proyek, karangan ilmiah, lamaran pekerjaan, seminar ilmiah, makalah ilmiah,
artikel/karangan tentang sesuatu ilmu yang ditulis dalam majalah atau buku, dan
sebagainya.
4. Alat
pembicaraan dengan orang-orang yang patut dihormati dan/atau orang-orang yang
belum atau baru saja dikenal.
Kata
tidak baku adalah kata yang digunakan
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. kata tidak baku
digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, atau bahasa tutur.
Referensi
:
makasih artikelnya sangat bermanfaat. Kalau ada waktu baca juga Makalah Bahasa Indonesi 'Diksi atau Pemilihan Kata.
BalasHapussalam kenal.
terimakasih
BalasHapus