Nama
:
Nova Karlasemi
Kelas
:
3KA01
NPM :
15112379
Mata
kuliah : Bahasa Indonesia #
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Pengertian EYD
Yang
dimaksud dengan ejaan adalah kaidah cara menggambarkan/ melambangkan
bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat dan sebagainya) dan bagaimana hubungan antara
lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). EYD
(Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan
penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD
disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.Dalam penulisan karya
ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis.
Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Peran
EYD yakni sebagai pedoman umum bagi para pengguna Bahasa Indonesia. Siapa pun,
kapan pun, dimana pun menggunakan EYD secara benar dan baik, maka harus mengacu
pada EYD yang sesuai dengan Undang-Undang dan Pancasila. EYD pun memiliki
pengecualian, biasanya pada penulisan judul. EYD yang digunakan saat ini adalah
EYD yang telah disepakati oleh 3 negara yakni Indonesia, Malaysia dan
Bruneidarussalam.
Pemakaian Huruf
1. Huruf
Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan
bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama huruf disertakan di
sebelahnya.
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
A
a
B
b
C
c
D
d
E
e
F
f
G
g
H
h
I
i
|
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
|
J
j
K
k
L
l
M m
N
n
O
o
P
p
Q
q
R
r
|
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
|
S
s
T
t
U
u
V
v
W
w
X
x
Y
y
Z
z
|
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
|
|
2. Huruf
Vokal
Huruf yang melambangkan
vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u. Dalam
pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan
keraguan.
3. Huruf
konsonan
Huruf
yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b,
c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4.
Huruf Diftong
Di
dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.
5. Gabungan
Huruf Konsonan
Di
dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
6.
Huruf Kapital
a. Huruf
kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
b.Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama petikan langsung.
c. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan, nama Nabi/Rasul, dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
d.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang
dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
7. Huruf
Miring
a.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah atau surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
b.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau sekelompok kata.
c.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
8.
Huruf Tebal
a.
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar
lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
b.
Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf , bagian kata, kata, atau kelompok
kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
c.
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang
menyatakan polisemi.
Penulisan Kata
1. Kata
Dasar
Kata yang berupa kata
dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
2. Kata
Turunan
Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Jika bentuk kata
dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Jika bentuk dasar yang berupa
gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu
ditulis serangkai. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
3. Bentuk
Ulang
Bentuk ulang ditulis
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
4. Gabungan
Kata
a. Gabungan
kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsure-unsurnya
ditulis terpisah.
b. Gabungan
kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan.
5. Kata
Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
6. Kata
Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan
dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata
yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
7.
Kata si dan sang
Kata
si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
8. Partikel
Partikel
–lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Partikel
pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Partikel per yang berarti
‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
9. Singkatan
dan Akronim
a.
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan
yang terdiri dari atas satu huruf atau lebih
b.
Akronim ialah singkatan yang berupa
gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
10. Angka
dan Lambang
a. Angka
dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakanangka Arab atau angka Romawi.
b. Angka
lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat.
c. Angka
digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii)
satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
d. Angka
digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
e. Penulisan
lambang bilangan yang mendapat akhiran –an.
f. Lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan.
g. Lambang
bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
tidak terdapat pada awal kalimat.
h. Angka
yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih
mudah dibaca.
i.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan
angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti
akta dan kuitansi.
11. Jika
bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda
Titik (.)
a. Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan.
b. Tanda
titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan ikhtisar, atau
daftar.
c. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
d. Tanda
titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.
e. Tanda
titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
f. Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel dan sebagainya.
g. Tanda
titik tidak dipakai dibelakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)
nama dan alamat surat.
2. Tanda
Koma (,)
a. Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
b. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
c. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
d. Tanda
koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagipula,
meskipun begitu, akan tetapi.
e. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya, wah, aduh, kasihan, dari kata
lain yang terdapat di dalam kalimat.
f. Tanda
koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
g. Tanda
koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
h. Tanda
koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka
i.
Tanda koma dipakai di bagian-bagian
dalam catatan kaki.
j.
koma dipakai di antara nama orang dan
gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
k. Tanda
koma dipakai dimuka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
l.
Tanda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
m. Tanda
koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
n. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan lansung dari bagian kalimat yang
mengirinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
3. Tanda
Titik Koma (;)
a. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan lansung dari bagian kalimat yang
mengirinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru
b. Tanda
titik koma sebagai pengganti kata pengubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat majemuk.
4. Tanda
Titik Dua (:)
a. Tanda
titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian
atau pemerian.
b. Tanda
titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
c. Tanda
titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
d. Tanda
titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomer dan halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan,
serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
5. Tanda
Hubung
a. Tanda
hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
b. Tanda
hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
bagian kata didepannya pada pergantian baris.
c. Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Angka “2” sebagai tanda ulang hanya
digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
d. Tanda
hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
e. Tanda
hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian kata atau ungkapan
dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
f. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan
rangkap.
g. Tanda
hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
Asing.
6. Tanda
Pisah (-)
a. Tanda
pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangunan kalimat.
b. Tanda
pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
c. Tanda
pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai ke’ atau
‘sampai dengan’.
7. Tanda
Elipsis (…)
a. Tanda
elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
b. Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Singkatan dan Akronim
Singkatan
ialah bentuk istilah yang tulisannya diperpendek terdiri dari huruf awalnya
saja, menanggalkan sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, Contoh :
NKRI, cm, lab.
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
Angka dan Lambang Bilangan
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan
angka dan bilangan terdiri dari beberapa cara yaitu :
a. berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere
b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
a. berasal dari satuan dasar sistem internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere
b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05 atau 3.05
Penulisan Unsur Serapan
Penulisan
unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa
asing yang sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president
menjadi presiden
Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian
tanda baca terdiri dari tanda (.) , (,), (-), (;), (:), (”)
Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Pembentukan
istilah asing yang sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia
mengikuti kaidah yang telah ditentukan, yaitu :
a. penyesuaian
Ejaan.
Contoh
: ae jika tidak bervariasi dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol
b. huruf gugus konsonan.
Contoh
: flexible menjadi fleksibel
c. penyesuaian
akhiran.
Contoh
: etalage menjadi etalase
d. penyesuaian
awalan.
Contoh
: amputation menjadi amputasi
Gaya Bahasa
Gaya
bahasa ialah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk
mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna
untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara.
Gaya
bahasa disebut juga majas.
a. Gaya
bahasa simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda,
lambang, binatang atau tumbuhan.
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba)
Contoh : Lintah darat harus dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba)
b. Gaya
bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
Contoh : Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.
REFERENSI
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar