Nama : Nova Karlasemi
NPM : 15112379
Kelas : 3KA01
Ragam Bahasa dan Ragam Tulis
Keanekaragaman bangsa di dunia ini menumbuhkan
keanekaragaman bahasa. Disetiap bangsa juga terdapat pulau-pulau,
suku-suku yang berbeda-beda. Berbeda
suku, berbeda daerah tentu saja berbeda bahasanya. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa dari bangsa Indonesia yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk
berkomunikasi. Namun dalam proses komunikasi, tidak semua orang menggunakan
tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa
Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan maupun Kamus Besar Bahasa
Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk
mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan
dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai
bangsa Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa yang rumit namun sebagai masyarakat Indonesia sudah
seharusnya kita mempelajari lebih tentang bahasa Indonesia. Dalam bahasan
bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa
merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan
dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam
bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalkan mengobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.
RAGAM BAHASA
Pengertian Ragam bahasa
Pengertian ragam
bahasa menurut para ahli
1.
Pengertian ragam
bahasa menurut Bachman
Menurut Bachman (1990),
“ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”
2.
Pengertian
ragam bahasa menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999),
“bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok,
yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti
di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita
tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”
3.
Pengertian
ragam bahasa menurut Fishman ed
Menurut Fishman ed (1968),
suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup
kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu
yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan
dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan
topik pembicaraan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Macam-macam ragam bahasa
Macam-macam
ragam Bahasa dapat dibagi menjadi 3
jenis yaitu :
1. Ragam
bahasa dilihat berdasarkan media
2. Ragam
bahasa dilihat berdasarkan cara pandang penutur
3. Ragam
bahasa dilihat berdasarkan topik pembicaraan.
berikut ini penjelsan dari macam-macam ragam bahasa tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
Ditinjau dari media atau sarana yang
digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari :
·
Ragam bahasa lisan
Bahasa
lisan merupakan bahasa yang di hasilkan melalui alat ucap yang berhubungan
dengan pelafalan. Ragam bahasa lisan didukung oleh situasi dimana kita berada,
kita harus mengetahui secara pasti kapan kita harus melafalkan bahasa lisan
secara baku atau formal atau disaat kita sedang mengobrol yang tidak formal
bersama teman kita. Walaupun tidak formal, kita juga harus memperhatikan
kelengkapan unsur-unsur yang menjadi aturan dalam bahasa lisan tersebut,
sehingga kita tidak menghilangkan aturan-aturan yang telah ada sedikit pun.
Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam
bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu,
bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat
dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan
ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri
ragam lisan:
a. Memerlukan
orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung
situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak
harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung
cepat;
e. Sering
dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f. Kesalahan
dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat
dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
·
Ragam bahasa tulis
Bahasa tulis merupakan
bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur
dasarnya. Ragam bahasa tulis ini berhubungan dengan tata cara penulisan
(ejaan). Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan
ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata
dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur
kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
a. Tidak
memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tidak
tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
c. Harus
memperhatikan unsur gramatikal;
d. Berlangsung
lambat;
e. Selalu
memakai alat bantu;
f. Kesalahan
tidak dapat langsung dikoreksi;
g. Tidak
dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda
baca.
2.
Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara
pandang penutur
Berdasarkan cara
pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam diantara
nya adalah :
·
Ragam dialek
Ragam dialek variasi bahasa yang berbeda menurut
pemakai bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu atau kurun
waktu tertentu. Contohnya dari bahasa daerah 1 dengan bahasa daerah lainnya
tentunya berbeda-beda baik dari pelafalannya, bahasanya, dan logatnya.
·
Ragam terpelajar
Ragam bahasa terpelajar
biasanya digunakan oleh siswa atau mahasiswa di lingkungan sekolah atau kampus.
Mereka mendapat bimbingan dari guru atau dosen sehingga dalam berbicara mereka
bisa lebih mengatur tata bicaranya. Ragam bahasa terpelajar umumnya digunakan
pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
·
Ragam resmi
Ragam bahasa resmi
digunakan pada saat situasi atau saat-saat yang bersifat resmi, atau bisa
digunakan saat membuat karya ilmiah.
·
Ragam tak resmi
Ragam bahasa tidak
resmi digunakan pada saat situasi atau saat-saat yang tidak resmi.
3. Ragam
Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik
pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
1.
Ragam bahasa ilmiah
Ragam
bahasa ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam
pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa
Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah,
baik secara tertulis maupun secara lisan.
2.
Ragam hukum
Ragam
bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam
dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh
karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
3.
Ragam bisnis
Ragam bahasa yang
digunakan dalam berbisnis yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam
menjalankan bisnisnya.
4.
Ragam sosial
Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa
yang sebagian norma dan kaidahnya berdasarkan atas kesepakatan bersama dalam
lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.
Perbedaan
Ragam ilmiah, non ilmiah dan semi ilmiah
Karangan merupakan karya tulis hasil
dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas
tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan
karangan semi ilmiah. Berikut ini penjelasannya.
I. Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut
karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel
jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah
tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya
jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah,
laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu,
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
II. Karangan
Non Ilmiah
Karya
non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
III. Karangan
Semi Ilmiah
Karya
tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi
dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya
teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya
tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam
satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam
kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar