Sabtu, 04 Oktober 2014

Ragam Bahasa



Nama              : Nova Karlasemi
NPM               : 15112379
Kelas               : 3KA01
Ragam Bahasa dan Ragam Tulis
Keanekaragaman bangsa di dunia ini menumbuhkan keanekaragaman bahasa. Disetiap bangsa juga terdapat pulau-pulau, suku-suku  yang berbeda-beda. Berbeda suku, berbeda daerah tentu saja berbeda bahasanya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari bangsa Indonesia yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi. Namun dalam proses komunikasi, tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang rumit namun sebagai masyarakat Indonesia sudah seharusnya kita mempelajari lebih tentang bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan mengobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.



RAGAM BAHASA
Pengertian Ragam bahasa
Pengertian ragam bahasa menurut para ahli
1.      Pengertian ragam bahasa menurut Bachman
Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda  menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”
2.      Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”
3.      Pengertian ragam bahasa menurut Fishman ed
Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
Macam-macam ragam bahasa
Macam-macam ragam Bahasa  dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.      Ragam bahasa dilihat berdasarkan media
2.      Ragam bahasa dilihat berdasarkan cara pandang penutur
3.      Ragam bahasa dilihat berdasarkan topik pembicaraan.

berikut ini penjelsan dari macam-macam ragam bahasa tersebut, antara lain sebagai berikut :
1.  Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
     Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari :
·         Ragam bahasa lisan
Bahasa lisan merupakan bahasa yang di hasilkan melalui alat ucap yang berhubungan dengan pelafalan. Ragam bahasa lisan didukung oleh situasi dimana kita berada, kita harus mengetahui secara pasti kapan kita harus melafalkan bahasa lisan secara baku atau formal atau disaat kita sedang mengobrol yang tidak formal bersama teman kita. Walaupun tidak formal, kita juga harus memperhatikan kelengkapan unsur-unsur yang menjadi aturan dalam bahasa lisan tersebut, sehingga kita tidak menghilangkan aturan-aturan yang telah ada sedikit pun.
 Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri ragam lisan:
a.       Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b.      Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c.       Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d.      Berlangsung cepat;
e.       Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.       Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g.      Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi

·         Ragam bahasa tulis
Bahasa tulis merupakan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam bahasa tulis ini berhubungan dengan tata cara penulisan (ejaan). Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
a.       Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
b.      Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
c.       Harus memperhatikan unsur gramatikal;
d.      Berlangsung lambat;
e.       Selalu memakai alat bantu;
f.       Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
g.      Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
2.         Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
·         Ragam dialek
Ragam dialek variasi bahasa yang berbeda menurut pemakai bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu atau kurun waktu tertentu. Contohnya dari bahasa daerah 1 dengan bahasa daerah lainnya tentunya berbeda-beda baik dari pelafalannya, bahasanya, dan logatnya.
·         Ragam terpelajar
Ragam bahasa terpelajar biasanya digunakan oleh siswa atau mahasiswa di lingkungan sekolah atau kampus. Mereka mendapat bimbingan dari guru atau dosen sehingga dalam berbicara mereka bisa lebih mengatur tata bicaranya. Ragam bahasa terpelajar umumnya digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.
·         Ragam resmi
Ragam bahasa resmi digunakan pada saat situasi atau saat-saat yang bersifat resmi, atau bisa digunakan saat membuat karya ilmiah.
·         Ragam tak resmi
Ragam bahasa tidak resmi digunakan pada saat situasi atau saat-saat yang tidak resmi.
3.      Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
1.              Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun secara lisan.

2.              Ragam hukum
Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
3.              Ragam bisnis
Ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis yang biasa digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.
4.              Ragam sosial
Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya berdasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.



Perbedaan Ragam ilmiah, non ilmiah dan semi ilmiah
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut ini penjelasannya.

I. Karangan ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

II. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

III. Karangan Semi Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.



Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar