NAMA :
NOVA KARLASEMI
KELAS : 3KA01
NPM : 15112379
Manusia
dalam berkomunikasi dengan manusia yang lainnya yaitu dengan menggunakan bahasa.
Manusia menggunakan bahasa sebagai aplikasi untuk menyampaikan suatu keinginan,
pikiran, perasaan, pendapat dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Tentunya
kita dalam berbahasa pun haruslah benar sesuai dengan keberadaan kita dan etika
yang ada agar apa yang kita ingin sampaikan kepada lawan bicara kita itu dapat
tersampaikan secara jelas dan tepat sasaran. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Pengertian
kalimat efektif menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Kalimat
efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami,
serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat
efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat
efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Menurut
Widjono Hs, kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap,
dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena
hanya menggunakan usur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-benar
berfungsi. Sedangkan sifat padat mengandung makna sarat dengan informasi yang
terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini tidak terjadi pengulangan-pengulangan
pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan kejelasan struktur kalimat dan makna
yang terkandung di dalamnya. Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan
struktur kalimat secara gramatikal, dan kelengkapan konsep atau gagasan yang
terkandung di dalam kalimat tersebut.
Dari
beberapa pengertian mengenai kalimat efektif di atas , maka dapat saya
simpulkan bahwa kalimat efektif itu merupakan kalimat yang benar dan jelas yang
memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis yang digunakan
untuk menyampaikan suatu informasi agar si penerima informasi mudah untuk
mencernanya dan memahami maksud dari apa yang di sampaikan. Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat
diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis
/pembicara.
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Adapun
syarat-syarat kalimat efektif antara lain sebagai berikut :
1. Kalimat
efektif harus dapat mewakili gagasan
pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya
seperti yang di maksud penulis /pembicara.
2. Kalimat
efektif mampu menyampaikan gagasan atau perasaan yang ingin di sampaikan
3. Kalimat
efektif haruslah mudah untuk di pahami oleh pembaca atau pendengar yang sama
tepatnya dengan yang di pikirkan oleh penulisnya.
Kalimat
efektif memenuhi ciri sebagai berikut :
a.
Keutuhan
Kesatuan
kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat. Kalimat
secara gramatikal mungkin benar, tetapi maknanya salah. Misalnya: Saya saling
memaafkan. Kalimat tersebut salah karena tidak adanya kesepadanan struktur dan
makna. Kalimat tersebut seharusnya: Kami saling memaafkan.
b.
Kesejajaran
Kesejajaran
adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten. Misalnya:
kesatuan, kemakmuran, kedamaian, kesejahteraan. Berikut ini contoh kesejajaran
dalam kalimat yang kurang tepat penggunaannya:
Polisi segera menangkap pencuri
itu karena sudah diketahui sebelumnya
Kalimat tersebut
seharusnya seperti berikut
Polisi segera menangkap pencuri
itu karena sudah mengetahui sebelumnya
c.
Kefokusan
Kalimat
efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah dipahami maksudnya. Jika
tidak, makna kalimat akan sulit ditangkap dan menghambat komunikasi.
Contohnya:
Sulit
ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk holtikultura ini (tidak efektif)
Produk
holtikutura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya (efektif)
d.
Kehematan
untuk
menjamin kalimat, setiap unsur kalimat harus berfungsi dengan baik, unsur yang
tidak mendukung kalimat harus dihindarkan. Untuk itu hindarilah hal-hal
berikut:
1. Subjek
ganda, misalnya: Buku itu saya sudah baca. Seharusnya, Saya sudah
membaca buku itu
2. Penajaman
kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya: data (jamak) dengan data-data (jamak
yang tidak efektif).
3. Menggunakan
Bentuk Singkat
Kalimat singkat bukan
berarti harus pendek-pendek. Akan tetapi, kalimat harus menggunakan unsur
kalimat yang benar-benar berfungsi dan menghilangkan kata atau ungkapan yang
tidak mendukung makna.
Contoh:
Pimpinan memberikan
peringatan kepada karyawan agar rajin bekerja (benar namun tidak singkat)
Pimpinan memperingatkan karyawan
agar rajin bekerja (benar dan singkat)
Meskipun
benar, kalimat ini dapat dibuat lebih singkat dengan mengubah memberikan
peringatan menjadi memperingatkan. Perhatikan kata-kata berikut ini:
a. Memberikan
teguran – menegur
b. Mengambil
tindakan – menindak
c. Memberikan
peringatan – memperingatkan
4. Menggunakan
bentuk kata aktif dan bertenaga:
Ia berdiri lalu
pergi (aktif tetapi kurang bertenaga)
Ia bangkit lalu
pergi (aktif dan bertenaga)
Mereka memperhatikan penjahat
itu (aktif tetapi kurang bertenaga)
Mereka mengamati penjahat
itu (aktif dan bertenaga
e.
Kecermatan
dan Kesantunan
Kecermatan
dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata sehingga menghasilkan
komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau pendengar.
Kalimat dikatakan baik jika pesan yang disampaikan dapat diterika oleh orang
lain. Sedangkan santun mengandung makna halus dan baik dan sopan
1. Kecermatan
Kecermatan kata dalam
kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata. Pilihan bukan karena enak didengar
atau merdu ketika diucapkan melainkan daya ekspresinya yang eksak (pasti).
Banyak kata dalam bahasa kita yang hampir sama maknanya. Bahkan,
seringkali dianggap sebagai kata yang bersinonim. Akan tetapi, hanya satu yang
paling tepat mengungkapkan maksud secara cermat.
Contoh:
Manusia ialah makhluk
yang berakal budi (salah dan tidak cermat)
Kata ialah harus
diikuti sinonim, bukan definisi formal. Jika menggunakan ialahkalimat itu
kata manusia disertai sinonim.
Contoh:
Manuasia adalah makhluk
yang berakal budi (benar dan cermat)
Manusia ialah orang
(benar dan cermat)
Selain itu, kecermatan
kalimat menyangkut ketepatan bentuk kata, pemakaian kata berimbuhan, dan tanda
baca.
Contoh:
Karena sudah diketahui sebelumnya,
mahasiswa itu dapat menjawab tes dengan mudah (salah)
Karena sudah mengetahui
sebelumnya, mahasiswa itu dapat menjawab tes dengan mudah (benar)
2. Kesantunan
Kesantunan kalimat
mengandung makna bahwa gagasan yang diekspresikan dapat mengembangkan suasana
yang baik, hubungan yang harmonis, dan keakraban. Kalimat yang baik dan santun
ditandai sifat-sifat: singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit.
Perhatikan contoh berikut:
Sebagaimana telah
ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua kali seminggu (salah)
Telah ditetapkan bahwa
pekerjaan itu dua kali seminggu (benar)
f.
Kevariasian
Kevariasian
kalimat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan
variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna kalimat yang dapat menimbulkan
salah pemahaman atau salah komunikasi.
1. Kalimat
Berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
Contoh:
Kedua orang tuanya
bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka belajar di sekolah
2. Kalimat
Melepas yaitu melepas (mengubah) fungsi klausa kedua dari klausa
koordinatif dengan klausa utama (pertama) menjadi klausa sematan, dalam kalimat
berikut ini menjadi anak kalimat keterangan waktu.
Contoh :
Kedua orang tuanya
bekerja di perusahaan ketika ketiga anak mereka belajar di sekolah
3. Kali
mat Berklimaks yaitu menempatkan klausa sematan (anak kalimat) pada posisi
awal dan klausa utama di bagian akhir.
Contoh :
Ketika ketiga anak itu
belajar di sekolah, kedua orang tua mereka bekerja di perusahaan.
g.
Ketepatan
Diksi
Kecermatan
diksi mempermasalahkan penempatan kata. Setiap kata harus mengungkapkan pikiran
secara tepat. Untuk iu, penulis harus membedakan kata yang hampir bersinonim,
struktur idiomatik, kata yang berlawanan makna, ketepatan dan kesesuaian, dan
sebagainya.
h.
Ketepatan
Ejaan
Kecermatan
menggunakan ejaan dan tanda baca dapat menentukan kualitas penyajian data.
Sebaliknya, kesalahan ejaan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi yang fatal,
misalnya: Ia membayar dua puluh lima ribuan. (Maksudnya: dua-puluh-lima-ribuan
= 25 x Rp1.000,00 atau dua-puluh-lima-ribuan = seratus ribu = 20 x
Rp5.000,00).
Penggunaan
tanda baca, bandingkan maknanya:
Paman
kami belum menikah
Paman,
kami belum menikah
Paman
kami, belum menikah
Paman,
kami, belum menikah
i.
Kelogisan
Kelogisan
ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat-kalimat berikut:
Waktu
dan tempat kami pesilakan
Untuk
mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini
Haryanto
Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka
Hermawan
Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka\
Mayat
wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut
Kalimat
itu tidak logis (tidak masuk akal).
Yang
logis adalah sebagai berikut.
Bapak
Menteri kami persilakan.
Untuk
menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
Haryanto
Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
Hermawan
Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
Sebelum
meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah
tersebut
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM BERBAHASA
Berikut kesalahan-kesalahan yang sering kita lakukan
ketika berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan:
1. Merubah
Seharusnya ditulis dan diucapkan ‘Mengubah’, karena
asal katanya ‘Ubah’ bukan ‘Rubah’, ditambah imbuhan Me- dengan variasi bentuk
morfem Meng-.
2. Antri/ Atlit/ Apotik
Sering kita mengucapkan dan menulis kata yang salah.
Seharusnya ‘Antre’ bukan ‘Antri’ (lihat tulisan di dalam Bus TransJakarta),
Atlet bukan Atlit (karena ‘Atletik’ bukan ‘Atlitik’), dan Apotek bukan Apotik
(karena Apoteker bukan Apotiker)
3. Pebruari/ Nopember
Dalam surat-menyurat penggunaan kata Pebruari dan
Nopember sering ditemukan dalam penlisan tanggal surat. Padahal, sesuai dengan
KBBI IV tahun 2008 yang benar ialah Februari dan November.
4. Karir
Karier bukan Karir. Ini kata serapan dari Bahasa
Inggris ‘Career’. Nah, kata ‘Karir’ sering digunakan dalam kolom pencarian
kerja dan tulisan di media cetak dan elektronik.
5. Pemukiman
Media cetak dan media elektronik sering menggunakan
kata Pemukiman untuk suatu rumah/ daerah/ tempat. Padahal ‘Pemukiman’ asal
katanya ‘Mukim’ berarti penduduk tetap, tempat tinggal, kawasan (KBBI IV tahun
2008). ‘Pemukiman’ adalah proses, cara, perbuatan memukimkan. Sementara
‘Permukiman’ ialah daerah tempat bermukim, perihal bermukim.
6. Mencontek, Mensukseskan, Mempengaruhi,
Mensiasati (Pelesapan)
Padahal yang benar adalah ‘Menyontek’ karena berasal
kata ‘sontek’ sehingga -s pada kata itu menjadi meluluh. Seharusnya
‘Menyukseskan’, ‘Memengaruhi’, dan ‘Menyiasati’ karena peluluhan terjadi
disebabkan kata kerja tersebut diawali huruf -s, dan -p (lengkapnya: K, T, S,
P) seperti dalam kata ‘memaku’ bukan ‘mempaku’, ‘menaruh’ bukan ‘mentaruh’,
‘menyukai’ bukan ‘mensukai’, dan ‘mengoleksi’ bukan ‘mengkoleksi’.
7. Kronologis
Kronologis merupakan kata sifat. Tetapi kalau ingin
bercerita sesuatu tentang suatu rangkaian kejadia cukup dengan kata
‘kronologi’. Seperti dalam ‘Biology’ menjadi ‘Biologi’, ‘Strategy’ menjadi
‘Strategi’ dan mengalami perubahan pelafalan juga.
8. Adalah Merupakan/ Agar Supaya (Pleonasme)
Kita tidak jarang menyebutkan suatu kata yang sama
diulang-ulang seperti misalnya, adalah merupakan, agar supaya, prioritas utama,
alternatif lain, warga masyarakat, bakal calon dsb.
9. Umroh/ Jamaah
Walaupun secara pelafalan benar /umroh/ tapi
penulisan yang benar seharusnya ‘Umrah’ bukan Umroh. Begitu juga dengan kata
‘Jamaah’ yang seharusnya ditulis ‘Jemaah’.
10. Isteri
Penulisan yang benar ialah ‘Istri’ bukan ‘Isteri’.
Sama halnya dengan kata ‘Asli’ bukan ‘Aseli
Referensi
:
Badudu, J.S. 1983. Membina
Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002..
Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat
Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri,
dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
Wahyu, Tri, R.N., 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar