Senin, 03 November 2014

KALIMAT EFEKTIF

NAMA           :  NOVA KARLASEMI
KELAS          : 3KA01
NPM               : 15112379

Manusia dalam berkomunikasi dengan manusia yang lainnya yaitu dengan menggunakan bahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai aplikasi untuk menyampaikan suatu keinginan, pikiran, perasaan, pendapat dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Tentunya kita dalam berbahasa pun haruslah benar sesuai dengan keberadaan kita dan etika yang ada agar apa yang kita ingin sampaikan kepada lawan bicara kita itu dapat tersampaikan secara jelas dan tepat sasaran. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Pengertian kalimat efektif menurut para ahli, antara lain sebagai berikut :
1.      Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.      Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.      Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.      Menurut Widjono Hs, kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena hanya menggunakan usur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-benar berfungsi. Sedangkan sifat padat mengandung makna sarat dengan informasi yang terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini tidak terjadi pengulangan-pengulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan kejelasan struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamnya. Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal, dan kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut.
Dari beberapa pengertian mengenai kalimat efektif di atas , maka dapat saya simpulkan bahwa kalimat efektif itu merupakan kalimat yang benar dan jelas yang memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi agar si penerima informasi mudah untuk mencernanya dan memahami maksud dari apa yang di sampaikan. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Adapun syarat-syarat kalimat efektif antara lain sebagai berikut :
1.      Kalimat efektif harus  dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
2.      Kalimat efektif mampu menyampaikan gagasan atau perasaan yang ingin di sampaikan
3.      Kalimat efektif haruslah mudah untuk di pahami oleh pembaca atau pendengar yang sama tepatnya dengan yang di pikirkan oleh penulisnya.
Kalimat efektif memenuhi ciri sebagai berikut :
a.      Keutuhan
Kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat. Kalimat secara gramatikal mungkin benar, tetapi maknanya salah. Misalnya: Saya saling memaafkan. Kalimat tersebut salah karena tidak adanya kesepadanan struktur dan makna. Kalimat tersebut seharusnya: Kami saling memaafkan.
b.      Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten. Misalnya: kesatuan, kemakmuran, kedamaian, kesejahteraan. Berikut ini contoh kesejajaran dalam kalimat yang kurang tepat penggunaannya:
Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah diketahui sebelumnya
Kalimat tersebut seharusnya seperti berikut
Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah mengetahui sebelumnya
c.       Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah dipahami maksudnya. Jika tidak, makna kalimat akan sulit ditangkap dan menghambat komunikasi.
Contohnya:
Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk holtikultura ini (tidak efektif)
Produk holtikutura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya (efektif)
d.      Kehematan
untuk menjamin kalimat, setiap unsur kalimat harus berfungsi dengan baik, unsur yang tidak mendukung kalimat harus dihindarkan. Untuk itu hindarilah hal-hal berikut:
1.      Subjek ganda, misalnya: Buku itu saya sudah baca. Seharusnya, Saya sudah membaca buku itu
2.      Penajaman kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya: data (jamak) dengan data-data (jamak yang tidak efektif).
3.      Menggunakan Bentuk Singkat

Kalimat singkat bukan berarti harus pendek-pendek. Akan tetapi, kalimat harus menggunakan unsur kalimat yang benar-benar berfungsi dan menghilangkan kata atau ungkapan yang tidak mendukung makna.
Contoh:
Pimpinan memberikan peringatan kepada karyawan agar rajin bekerja (benar namun tidak singkat)
Pimpinan memperingatkan karyawan agar rajin bekerja (benar dan singkat)
Meskipun benar, kalimat ini dapat dibuat lebih singkat dengan mengubah memberikan peringatan menjadi memperingatkan. Perhatikan kata-kata berikut ini:
a.       Memberikan teguran – menegur
b.      Mengambil tindakan – menindak
c.       Memberikan peringatan – memperingatkan

4.      Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga:
Ia berdiri lalu pergi (aktif tetapi kurang bertenaga)
Ia bangkit lalu pergi (aktif dan bertenaga)
Mereka memperhatikan penjahat itu (aktif tetapi kurang bertenaga)
Mereka mengamati penjahat itu (aktif dan bertenaga
e.       Kecermatan dan Kesantunan
Kecermatan dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau pendengar. Kalimat dikatakan baik jika pesan yang disampaikan dapat diterika oleh orang lain. Sedangkan santun mengandung makna halus dan baik dan sopan

1.      Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata. Pilihan bukan karena enak didengar atau merdu ketika diucapkan melainkan daya ekspresinya yang eksak (pasti). Banyak  kata dalam bahasa kita yang hampir sama maknanya. Bahkan, seringkali dianggap sebagai kata yang bersinonim. Akan tetapi, hanya satu yang paling tepat mengungkapkan maksud secara cermat.
Contoh:
Manusia ialah makhluk yang berakal budi (salah dan tidak cermat)
Kata ialah harus diikuti sinonim, bukan definisi formal. Jika menggunakan ialahkalimat itu kata manusia disertai sinonim.
Contoh:
Manuasia adalah makhluk yang berakal budi (benar dan cermat)
Manusia ialah orang (benar dan cermat)
Selain itu, kecermatan kalimat menyangkut ketepatan bentuk kata, pemakaian kata berimbuhan, dan tanda baca.
Contoh:
Karena sudah diketahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat menjawab tes dengan mudah (salah)
Karena sudah mengetahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat menjawab tes dengan mudah (benar)
2.      Kesantunan
Kesantunan kalimat mengandung makna bahwa gagasan yang diekspresikan dapat mengembangkan suasana yang baik, hubungan yang harmonis, dan keakraban. Kalimat yang baik dan santun ditandai sifat-sifat: singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit. Perhatikan contoh berikut:
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua kali seminggu (salah)
Telah ditetapkan bahwa pekerjaan itu dua kali seminggu (benar)
f.       Kevariasian
Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman atau salah komunikasi.
1.      Kalimat Berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
Contoh:
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka belajar di sekolah
2.      Kalimat Melepas yaitu melepas (mengubah) fungsi klausa kedua dari klausa koordinatif dengan klausa utama (pertama) menjadi klausa sematan, dalam kalimat berikut ini menjadi anak kalimat keterangan waktu.
Contoh :
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan ketika ketiga anak mereka belajar di sekolah
3.      Kali mat Berklimaks yaitu menempatkan klausa sematan (anak kalimat) pada posisi awal dan klausa utama di bagian akhir.
Contoh :
Ketika ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka bekerja di perusahaan.
g.      Ketepatan Diksi
Kecermatan diksi mempermasalahkan penempatan kata. Setiap kata harus mengungkapkan pikiran secara tepat. Untuk iu, penulis harus membedakan kata yang hampir bersinonim, struktur idiomatik, kata yang berlawanan makna, ketepatan dan kesesuaian, dan sebagainya.
h.      Ketepatan Ejaan
Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca dapat menentukan kualitas penyajian data. Sebaliknya, kesalahan ejaan dapat menimbulkan kesalahan komunikasi yang fatal, misalnya: Ia membayar dua puluh lima ribuan. (Maksudnya: dua-puluh-lima-ribuan =  25 x Rp1.000,00 atau dua-puluh-lima-ribuan = seratus ribu = 20 x Rp5.000,00).

Penggunaan tanda baca, bandingkan maknanya:

Paman kami belum menikah
Paman, kami belum menikah
Paman kami, belum menikah
Paman, kami, belum menikah

i.        Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat-kalimat berikut:

Waktu dan tempat kami pesilakan
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini
Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka
Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka\
Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal).
Yang logis adalah sebagai berikut.
Bapak Menteri kami persilakan.
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM BERBAHASA
Berikut kesalahan-kesalahan yang sering kita lakukan ketika berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan:
1. Merubah
Seharusnya ditulis dan diucapkan ‘Mengubah’, karena asal katanya ‘Ubah’ bukan ‘Rubah’, ditambah imbuhan Me- dengan variasi bentuk morfem Meng-.
2. Antri/ Atlit/ Apotik
Sering kita mengucapkan dan menulis kata yang salah. Seharusnya ‘Antre’ bukan ‘Antri’ (lihat tulisan di dalam Bus TransJakarta), Atlet bukan Atlit (karena ‘Atletik’ bukan ‘Atlitik’), dan Apotek bukan Apotik (karena Apoteker bukan Apotiker)
3. Pebruari/ Nopember
Dalam surat-menyurat penggunaan kata Pebruari dan Nopember sering ditemukan dalam penlisan tanggal surat. Padahal, sesuai dengan KBBI IV tahun 2008 yang benar ialah Februari dan November.
4. Karir
Karier bukan Karir. Ini kata serapan dari Bahasa Inggris ‘Career’. Nah, kata ‘Karir’ sering digunakan dalam kolom pencarian kerja dan tulisan di media cetak dan elektronik.
5. Pemukiman
Media cetak dan media elektronik sering menggunakan kata Pemukiman untuk suatu rumah/ daerah/ tempat. Padahal ‘Pemukiman’ asal katanya ‘Mukim’ berarti penduduk tetap, tempat tinggal, kawasan (KBBI IV tahun 2008). ‘Pemukiman’ adalah proses, cara, perbuatan memukimkan. Sementara ‘Permukiman’ ialah daerah tempat bermukim, perihal bermukim.
6. Mencontek, Mensukseskan, Mempengaruhi, Mensiasati (Pelesapan)
Padahal yang benar adalah ‘Menyontek’ karena berasal kata ‘sontek’ sehingga -s pada kata itu menjadi meluluh. Seharusnya ‘Menyukseskan’, ‘Memengaruhi’, dan ‘Menyiasati’ karena peluluhan terjadi disebabkan kata kerja tersebut diawali huruf -s, dan -p (lengkapnya: K, T, S, P) seperti dalam kata ‘memaku’ bukan ‘mempaku’, ‘menaruh’ bukan ‘mentaruh’, ‘menyukai’ bukan ‘mensukai’, dan ‘mengoleksi’ bukan ‘mengkoleksi’.
7. Kronologis
Kronologis merupakan kata sifat. Tetapi kalau ingin bercerita sesuatu tentang suatu rangkaian kejadia cukup dengan kata ‘kronologi’. Seperti dalam ‘Biology’ menjadi ‘Biologi’, ‘Strategy’ menjadi ‘Strategi’ dan mengalami perubahan pelafalan juga.
8. Adalah Merupakan/ Agar Supaya (Pleonasme)
Kita tidak jarang menyebutkan suatu kata yang sama diulang-ulang seperti misalnya, adalah merupakan, agar supaya, prioritas utama, alternatif lain, warga masyarakat, bakal calon dsb.
9. Umroh/ Jamaah
Walaupun secara pelafalan benar /umroh/ tapi penulisan yang benar seharusnya ‘Umrah’ bukan Umroh. Begitu juga dengan kata ‘Jamaah’ yang seharusnya ditulis ‘Jemaah’.
10. Isteri
Penulisan yang benar ialah ‘Istri’ bukan ‘Isteri’. Sama halnya dengan kata ‘Asli’ bukan ‘Aseli

Referensi :
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.
Wahyu, Tri, R.N., 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Gunadarma


Tidak ada komentar:

Posting Komentar