Nama : Nova
Karlasemi
NPM :
15112379
Kelas : 3KA01
PARAGRAF
(ALINEA)
Jika
kita berbicara tentang Bahasa Indonesia maka kita sering mendengar istilah
paragraf atau alinea. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa istilah
tersebut sering digunakan, baik dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan
pertemuan dalam rapat, diskusi, penulisan karya tulis, penulisan ilmiah,
penulisan skripsi dan kegiatan lainnya. Paragraph merupakan salah satu hal yang sangat penting
untuk kita pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan
yang menarik dan berkualitas. Dalam menulis paragraph, di dalamnya terdapat
sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok dan ide penjelas yang merupakan
penjelasan tentang ide pokok tersebut. Setiap paragraph mempunyai ide pokok
yang berbeda-beda.
PENGERTIAN PARAGRAF (ALINEA)
Jika
kita berbicara mengenai pengertian paragraph (alinea) maka banyak sekali
pendapat yang muncul , berikut ini ada pengertian paragraph (alinea) menurut
para ahli, antara lain sebagai berikut :
1. Menurut
Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125)
Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik”. Kalimat
dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.
2. Menurut
Akhaidah dan kawan-kawan (1999:144)
Paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat
topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini
saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Dari pengertian paragraph di atas , maka saya dapat
menarik suatu kesimpulan bahwa paragraph (alinea) itu merupakan seperangkat
kalimat yang berisi suatu pokok pikiran yang berupa gagasan atau topic, yang
terdiri dari kalimat pokok yang berisi ide pokok dan kalimat penjelas yang
berisi penjelasan dari ide pokok.
UNSUR-UNSUR PARAGRAF (ALINEA)
Dalam
pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar
paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Berikut ini
merupakan unsur-unsur dari paragraph tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Topik
atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran
Topik
merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar
kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan
dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema
adalah suatu amanat yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Sedangkan dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topic
yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui
topic tadi. Hasil perumusan tema bisa dinyatakan dalah sebuah kalimat singkat,
tetapi dapat pula mengambil bentuk berupa sebuah alinea, ikhtisar-ikhtisar, dan
kadang-kadang ringkasan.
Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang
akan disampaikan sebagai perincian dari tujuan utama. Perbandingan antara tema
dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan
gagasan utama kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat. Begitu juga
kedudukan tema secara konkrit dapat dilihat dalama hubungan antara kalimat
topic dan alinea. Kalimat topic merupakan tema dari alinea itu, sedangkan
kalimat lain hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topic atau tema alinea
tersebut.
2. Kalimat
utama atau pikiran utama
Kalimat
utama atau pikiran utama merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf
karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan
kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan
akhir paragraf.
Berdasarkan
penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
a. Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
b. Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir anile
c. Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
d. Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
3. Kalimat
penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4. Judul
(kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu
a. Provokatif
(menarik)
b. Berbentuk
frase
c. Relevan
(sesuai dengan isi)
d. Logis
e. Spesifik
Kalimat-kalimat
pada paragraph di analisis menjadi 2 yaitu kalimat utama atau kalimat topic dan
kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Berikut
ini penjelasan dari kedua kalimat tersebut :
1.
Kalimat
utama atau kalimat topic
Pengertian
kalimat utama atau kalimat topic :
Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya
terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat
lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain
untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat Utama
merupakan kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi sebuah
paragraf.
Ciri-ciri
kalimat utama atau kalimat topic :
·
Mengandung permasalahan yang dapat
diuraikan lebih lanjut
·
Biasanya berupa kalimat lengkap yang
dapat berdiri sendiri
·
Mempunyai arti yang jelas tanpa
dihubungkan dengan kalimat lain
·
Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau
transisi
·
Pada paragraf induktif, kalimat utama
sering kali ditandai kata-kata kunci seperti : Sebagai kesimpulan. Yang
penting. Jadi, ..Dengan demikian.
2.
Kalimat
Penjelas atau kalimat pendukung
Pengertian
kalimat penjelas atau kalimat pendukung :
Kalimat
Penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang mendukung atau menjadi
penjelas kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas tersebut dalam setiap
paragraph harus membentuk satu kesatuan gagasan.
Ciri-ciri
kalimat penjelas :
1. Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2. Arti
kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea
3. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi
4. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topic
KATA PENGHUBUNG
Kata penghubung disebut juga konjungsi (kata
sambung), adalah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat
atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf. Kata
penghubung dalam bahasa Indonesia berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan
klausa. Contoh:
Dan atau
tetapi sesudah jika agar supaya
Dengan bahwa karena
ketika maka sedangkan hingga
Meski lalu sambil
serta apabila lagi pula andaikata
Sebab sebelum selama sehingga seandainya sekiranya
Melainkan semenjak andaikan bagaikan asalkan jangankan
Walaupun meskipun kendatipun lagi hanya sekalipun
Sungguhpun melainkan sampai tatkala kecuali seraya
Contoh
kalimat:
1. Semua
usaha sudah ia lakukan, tetapi hasil yang ia dapat belum memuaskan.
2. Ani
bukan seorang pecandu masakan Padang, melainkan pecandu masakan Palembang.
3. Ia
sadar bahwa manusia hanya bisa berusaha.
4. Ketika
semua telah terjadi, barulah penyesalan itu datang.
5. Kamu
terlalu gemuk sampai-sampai motorku seperti mau patah.
Kata penghubung korelatif
Yaitu
kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa, yang
mengandung kedudukan sama.
baik…
maupun….
…tidak…tetapi….
…bukan…melainkan….
makin…makin….
kian…kian….
sedemikian
rupa … sehingga….
tidak
hanya… tetapi juga….
Contoh
kalimat:
1. Baik
yang ia katakan maupun yang ia lakukan telah dimaafkan oleh penguasa.
2. Tanah
itu tidak berfungsi bagi orang Dayak, tetapi bagi orang Madura bila
dimanfaatkan untuk membuat batu bata.
3. Pak
Amin bukan seorang petani, melainkan pemilik lahan.
4. Sedemikian
rupa ia merancang kegiatan itu, sehingga sangat sulit ditemukan kekurangannya.
Kata Penghubung Antarkalimat
Kata
penghubung antarkalimat adalah kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang
satu dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf. Dengan adanya kata penghubung
ini, kalimat menjadi lebih padu.
Contoh:
akan
tetapi
namun
oleh
karena itu
jadi
dengan
demikian
meskipun
begitu
lagi
pula
Contoh
kalimat:
1. Tidak
ada pendekatan paling pas untuk mengarahkan remaja. Akan tetapi, pendekatan
hati yang dilakukan orang tua bisa mencapai hasil paling baik.
2. Ia
telah bekerja keras. Siang malam ia mencari uang untuk sekolah anaknya. Oleh
karena itu, tidak ada anaknya yang tidak berhasil.
3. Orang
itu sangat sensitif. Ini tidak baik. Segala sesuatu yang berlebihan cenderung
negatif. Lagi pula, sifat sensitif tidak tepat untuknya karena ia
seorang lelaki.
4. Kamu
tidak pantas berbicara seperti itu. Kamu terlalu memperturutkan emosi. Meskipun
begitu, kamu masih bisa meminta maaf kalau berjumpa lagi
dengannya.
5. Ia
sudah pergi jauh. Tak ada niatnya untuk kembali ke kampung halaman. Namun,
semua yakin ia tidak akan bisa melupakan kedua orang tuanya.
SYARAT-SYARAT PARAGRAF (ALINEA)
YANG BAIK
Paragraf
yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan
konsistensi penggunaan sudut pandang.
1. Kesatuan
Paragraf (Kesatuan Pikiran). Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap
paragraf hanya berisi satu ide pokok, satu topik/masalah.
2. Kepaduan
(koherensi)
Paragraf dikatakan padu
jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan
pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan
makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf yang satu padu,
utuh, dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan)
kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk paralel.
3. Ketuntasan
Ketuntasan ialah
kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan:
a. klasifikasi
yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.
b. Ketuntasan
bahasa yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh.
4. Konsistensi
Sudut Pandang
Sudut Pandang adalah
cara penulis menempatkan diri dalam karangannya.
5. Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan
gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan disajikan secara runtut bagaikan
air mengalir-tidak pernah putus.
METODE PENGEMBANGAN PARAGRAF
(ALINEA)
Pengembangan
paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat
topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan
paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal
paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan
kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang
lainnya.
Selain
kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf
yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau
paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda
.
Metode
pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan
disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan
eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea
argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah
mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak
metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi,
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam
penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam
mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih
berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
1. Metode
Definisi
Yang
dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak
boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi
itu
2. Metode
Proses
Sebuah
paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu
proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu
sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh
dengan proses peristiwa sejarah.
3. Metode
Contoh
Dalam
karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai,
lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
4. Metode
Sebab-Akibat
Metode
sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu
kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang
terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai
dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya
tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat
paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata
eksposisi.
5. Metode
Umum-Khusus
Metode
umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan
paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf
dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping
mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model
inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti
arikel dalam media massa
6. Metode
Klasifikasi
Bila
kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri
seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah
dengan metode klasifikasi. Klasifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan
factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan
tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah
dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak
untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
MACAM-MACAM PARAGRAF(ALINEA)
Macam-macam
paragraf (alinea) berdasarkan posisi atau letak kalimat utama :
1. Paragraf
deduktif
Paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian
diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh
:
Kemauannya
sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu
harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari
ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
2. Paragraf
Induktif
Paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri
dengan kalimat topik.
Contoh
:
Sepanjang
hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi
banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan
sudah mulai tiba.
3. Paragraf
Campuran
Paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian
diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik
yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh
:
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern.Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Macam-macam
paragraf (alinea) berdasarkan fungsinya :
1. Paragraf
pembuka
yaitu
paragraf pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul
kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan
perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini
ialah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang
terkemuka atau orang yang terkenal. Atau dapat juga dengan cara memulai tulisan
dengan peribahasa atau anekdot, dapat juga dengan cara membatasi arti dari
pokok atau subjek tulisan, dan menunjukkan betapa pentingnya subjek tulisan,
membuat tantangan atas suatu pernyataan atau pendapat, menciptakan suatu
kontras yang menarik, mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan
maupun yang pahit, menyatakan maksud dan tujuan tulisan, memulai tulisan dengan
pertanyaan.
2. Paragraf
pengembang atau paragraf penghubung
adalah
paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dengan paragraf yang terakhir di
dalam bab atau anak bab. Paragraf ini membicarakan pokok penulisan yang
dirancang. Paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan
dikemukakan. Oleh karenanya, antara paragraf yang satu dengan paragraf
berikutnya harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf dapat
dikembangkan dengan beragam pola paragraf. Fungsi utama paragraf pengembang
adalah selain untuk mengemukakan inti persoalan sebagaimana yang telah
diungkapkan pada kalimat sebelumnya, juga dapat untuk memberikan ilustrasi atau
contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya, atau
meringkas paragraf sebelumnya, serta mempersiapkan dasar atau landasan bagi
simpulan. Paragraf juga dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, atau
dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentatif.
3. Paragraf
penutup
merupakan
paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir satu kesatuan yang
lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan
semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan, penyajiannya diharapkan memperhatikan hal-hal berikut ini; sebagai
bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang, kemudian, isi paragraf
harus berupa simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti
seluruh uraian, dan sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf
ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca. Jadi, karena
paragraf penutu hanya terdapat di akhir sebuah teks, isinya dapat berupa
kesimpulan dari paragraf pengembang atau dapat juga berupa penegasan kembali
tentang hal-hal yang dianggap penting dari paragraf pengembang.
Macam-macam
paragraf (alinea) berdasarkan isinya :
1.
Paragraf
deskripsi
merupakan
paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu. Artinya, paragraf ini
melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata
ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau
dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil
yang tertangkap oleh pancaindra,
contoh:
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana.
Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai
dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan
pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping
kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang, dapat kita
temukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu,
dua, dan tiga.
2.
Paragraf
ekspositoris/eksposisi
yaitu
yang disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek.
Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan
perkembangan analisis kronologis/keruangan. Atau singkatnya, ini
merupakan paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu,
contoh;
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan
puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk
setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk
ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
3.
Paragraf
argumentasi
merupakan
paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang
mendukung. Paragraf ini sebenarnya juga dapat dimasukkan ke paragraf
ekspositoris, selain itu, paragraf argumentasi disebut juga paragraf persuasi.
Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal
atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan pekembangan analisis. ,
contoh:
Dua
tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha
Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab
pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari
19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas
terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari
60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman,
lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman
dinaiki?
4.
Paragraf
naratif
karangan
naratif /narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh karena
itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi biasanya hanya ditemukan dalam
buku harian, novel, cerpen, atau hikayat. Jadi, paragraf naratif/narasi
merupakan paragraf yang menuturkan peristiwa/keadaan dalam bentuk
cerita/kisahan,
contoh;
Wandasti Navely dilahirkan pada hari Sabtu Legi, tanggal 14 Maret 2009, pukul
13.40 WIB di Klinik Mugi Rahardjo, Kepa Duri, Jakarta Barat. Saat ini usianya
sudah tiga tahun empat bulan. Dia memiliki banyak teman. Dia bersekolah di PAUD
Melati Kemanggisan, Jakarta Barat. Setiap pagi, ketika akan berangkat ke
sekolah, dia selalu diantar oleh ayah dan ibunya. Banyak sekali acara ulang
tahun di sekolahnya itu. Selama bersekolah, Wandasti sudah pergi piknik
sebanyak dua kali. Yang pertama mengunjungi Kolam Renang Marcopollo di Bogor,
pada hari Rabu, 18 April 2012, dan yang kedua ke Ancol, pada hari Rabu, 13 Juni
2012. Wandasti merupakan nama yang berupa akronim dari “wanita dambaan setiap
insan” dan Navely yang berasal dari bahasa Rusia yaitu nasha vechnaya lyubov
yang dalam bahasa Indonesia adalah “cinta abadi kami”. Ini sebagai tanda bahwa
seorang anak merupakan perlambang keabadian cinta kasih kedua orang tuanya.
Sejak usia 18 bulan, Wandasti sudah memiliki alamat e-mail dan facebook, yaitu
wandasti_navely_2009@yahoo.co.id. Para orang tua siswa di sekolah tersebut
ternyata saling berkirim kabar melalui jejaring sosial tersebut.
5.
Paragraf
persuasif/persuasi
yaitu
alinea yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. WAP (Wireless Application Protocol) adalah aplikasi yang
mewujudkan impian mengakses dunia informasi dan layanan terkini langsung dari
ponsel Anda layaknya akses internet. Dengan Ericcson R320S, salah satu ponsel
pertama yang dilengkapi dengan WAP, Anda dengan cepat dapat mengakses ke pusat
data informasi dan layanan melalui situs WAP. Semuanya dapat dilakukan dari telapak
tangan Anda. Dengan dilengkapi fitur-fitur inovatif, dapat dikatakan ponsel
tipis yang memiliki berat 95 gr ini adalah sebuah kantor di dalam kantong Anda.
Paragraf persuasi banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama advertorial
yang dewasa ini marak mengisi lembaran koran dan majalah. Paragraf argumentasi,
deskripsi, dan eksposisi umumnya digunakan dalam karangan ilmiah seperti buku,
skripsi, disertasi, makalah, dan laporan. Berita di dalam surat kabar sebagian
besar memakai alinea ekpsosisi. Paragraf narasi sering dipakai dalam karangan
fiksi atau nonilmiah seperti novel dan cerpen, termasuk buku harian. Paragraf
narasi tidak dipantang digunakan dalam karangan ilmiah, misalnya, jika ada
bagian karangan yang perlu disajikan dengan gaya bercerita
Referensi :