Nama :
Nova Karlasemi
Kelas :
2KA01
NPM :
15112379
Bekerjasama
Dalam Team (Kelompok) Atau Team Work
Seperti
yang telah kita ketahui bersama , bahwa manusia merupakan mahluk sosial. Mahluk
sosial disini berarti manusia tidaklah dapat hidup seorang diri di dalam
lingkungan kehidupannya. Manusia dalam kehidupannya itu saling bersosialisasi ,
proses sosialisasi yang terjadi itu terjalin antara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya.
Manusia
dalam kehidupannya cenderung hidup berkelompok. Kelompoknya pun beragam dan
dari masing-masing kelompoknya itu memiliki karakteristik yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Mulai dari kelompok orang yang mempunyai hobi yang sama,
aktivitas yang sama, sampai kelompok orang yang berasal dari suatu daerah yang
sama. Dalam proses sosialisasinya juga manusia menjalin suatu kerjasama yang
baik antar sesamanya. Suatu kerjasama tercipta dengan tujuan untuk mewujudkan
cita-cita bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam
mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja
akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi
individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik
dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap anggota.
Team
adalah sekelompok orang dengan kemampuan, talenta, pengalaman dan latar
belakang yang berbeda, yang berkumpul bersama-sama untuk mencapai satu
tujuan. Meskipun adaperbedaan di antara mereka, namun tujuan bersama merupakan
penghubungyang menyatukan mereka sebagai team. Dalam sebuah organisasi,
kerja team menentukan output kerja yang dihasilkan. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
PENGERTIAN KELOMPOK MENURUT
BEBERAPA AHLI :
1.
Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu
dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu
banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara
langsung.
2.
Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi
sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang
mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama dan yang telah memiliki
rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
3.
Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan
(berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan
kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
4.
Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan yang terdiri
dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup
intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian
tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5.
Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup
kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota
saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki
semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok mengembangkan
norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang dianggap
sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948).
KARAKTERISTIK
KELOMPOK
Ada
dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan
atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku
satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial,
prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota
kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana
kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat
keputusan.
Karakteristik Kelompok
antara lain :
1. Terdiri dari dua
orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok
harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota
suatu kelompok
3. Mempunyai struktur
hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan
berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok
adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang
tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan
orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
TAHAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK :
Perkembangan
sebuah kelompok selalu berbeda satu dengan yang lainnya. Namun demikian,
terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah kelompok.
Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok.
A. Forming.
Forming
adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu
kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi
seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati
peserta tersebut.
B.
Informing.
Informing
merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan
tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya
akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa
mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari
titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok.
Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang
jelas.
C. Storming.
Pada
tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk.
Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena
pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan
antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara
peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat
memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan
menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa
mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar
fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta
untuk mengatasi konflik yang terjadi.
D. Norming.
D. Norming.
Tahapan
ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah
ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati
identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju
kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau
sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya
kepada kelompok.
E. Mourning.
Mourning
merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan
ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan
kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah
berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai
memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan
dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan
kelompok menuju bubarnya kelompok.
F. Transforming.
Pada
tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah
terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada
kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat
menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang
terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian
yang diberikan tidak berlebihan.
KEKUATAN TEAM WORK
Teamwork
atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai
target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork
merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua
tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam
sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim
lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu
tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut
poin-poin teamwork yang baik:
a. Teamwork
adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan
kepentingan.
b. Sama-sama
bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
c. Filosofi
teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa
yang saya tidak bisa
d. Ketika
berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
e. Dalam
teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
f. Keragaman
individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika
tidak ada saling pengertian.
g. Saling
pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal
sukses bersama.
h. Jika
setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan
segera terealisasi.
i.
Individu yang egois mengejar target
pribadi akan menghambat keberhasilan team
j.
Keahlian masing-masing sungguh menjadi
anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
k. Kendalikan
ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan
kerjasama.
l.
Dengan pemahaman yang tinggi soal
karakter individu dalam team, realisasi target
tidak perlu waktu yang lama.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia , kata implikasi berarti akibat. Kata implikasi
sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat
ini adalah manajerial atau manajemen.
Teori
X dan Y
Teori
ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967) yang memiliki pandangan yang
berbeda terhadap manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori
X) dan bersifat positife (Teori Y) Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan
seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompokan asumsi
tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan
sesuai dengan asumsi tersebut. Dalam Teori X terdapat empat asumsi , yaitu
diantaranya :
1.
bawahan tidk suka bekerja dan bilamana mungkin akan berusaha menghindarinya
2.
karena bawahan tidak suka bekerja , mereka harus dipaksa , dikendalikan atau
diancam dengan hukuman
3.
bawahan akan mengelak tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti
perintah formal
4.
kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat
) dan hanya menunjukan sedikit ambisi
Sedangkan
, dalam teori X diasumsikan bahwa :
1.
bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiyahnya dengan istirahat dan bermain
2.
seseorang yang memiliki komitmen paada tujuan akan melakukan pengarahan dan
pengendalian diri
3.
seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima , bahkan mencari
tanggung jawab
4.
kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab)
Implikasi
Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori
ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe
dan y sehingga mampu berkontribusi dalam suatu organisasi . Tipe X yang
cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membutuhkan
saluran komunikasi yang formal , dimana pemimpin dapat menginstruksikan
berbagai perintah secara formal. Berbeda dengan tipe Y , antara pemimpin dengan
bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif. Hal
ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan
memiliki pengalaman yang sudah baik.
Motivasi
yang diberikan kepada tipe x , mungkin akan cenderung dengan pemberian hukuman
yang tegas sehingga berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan
sangat dibutuhkan . sedangkan untuk tipe y , komunikasi akan sangat
mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi
diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam
organisasi
Daftar
Pustaka :
Ringkasan dari buku “Making Teams Work by Michael
Maginn”
Faules, Don F. 2005.
Komunikasi Organisasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
http://aurigazalea21.blogspot.com/2011/10/kerjasama-tim-teamwork.html
dikutip pukul : 22:09 tanggal : 28 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar