KONFLIK
Seperti yang telah
kita ketahui bersama, bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. Yang berarti di
dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri , manusia membutuhkan
orang lain untuk saling berhubungan, bertukar pikiran , berinteraksi dan lain
sebagainya. Setiap individu itu memiliki watak dan prilaku yang berbeda-beda,
sudah pasti antara individu yang satu dengan individu yang lain tidaklah sama, mereka
masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.
Tidak jarang dari
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki itu dapat menimbulkan masalah atau
konflik. Tidak semua orang yang kita kenal dapat menerima kekurangan dan
kelebihan yang kita miliki itu. Tidak mudah membuat orang agar suka dengan
kita, mereka juga pasti mempunyai penilaian tersendiri terhadap diri kita.
Watak dan prilaku yang berbeda itulah yang terkadang menjadi salah satu
penyebab konflik yang terjadi di lingkungan masyarakat. Dimana ada individu
yang ingin selalu menang dan ada individu juga yang tidak mau di saingi
keberadaannya nah darisitulah timbulah suatu konflik.
Pengertian Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan,
pertentangan. Dapat di simpulkan bahwa konflik merupakan suatu
perselisihan, pertentangan, percekcokan yang terjadi di lingkungan masyarakat
antara dua orang atau lebih (berkelompok) karena suatu masalah, seperti karena
masalah perbedaan , masalah beda paham , masalah persaingan dan lain
sebagainya.
Jenis-jenis konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel
dikenal ada empat jenis konflik yaitu :
11. Konflik intrapersona, adalah konflik
seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama
seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Contoh konflik
intrapersonal : jika seseorang ingin mengikuti kontes pencarian bakat namun dia
tidak dapat meninggalkan kuliahnya. Maka terjadi konflik pada dirinya sendiri,
ia dibingungkan harus mementingkan yang
mana terlebih dahulu antara kuliahnya atau kontes yang sangat ingin ia ikuti.
22. Konflik Interpersonal, adalah
pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan
atau keinginan. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat
penting dalam perilaku organisasi.
Contoh konflik
interpersonal : saling dendam antara individu satu dengan individu lain karena
sesuatu hal yang sama-sama mereka inginkan. Masalah prestasi, ada seorang
individu yang pintar merasa disaingi oleh anak baru yang kelihatannya lebih
pintar darinya. Maka individu itu merasa tersaingi dan timbulah konflik disitu.
33. Konflik antar individu-individu dan
kelompok-kelompok, Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok kerja mereka.
Contoh konflik
antar individu dan kelompok : saling saing antara kelompok kerja.
44. Konflik interorganisasi, Konflik
intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan
konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang
berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan.
Contoh konflik
interorganisasi : saling saing juga antara kelompok besar. Contoh : perusahaan
satu dengan perusahaan lain.
Latar belakang konflik
:
Perbedaan individu
11. perbedaan pendirian , Setiap orang memiliki pendirian yang berbeda-beda satu dengan
yang lainnya. Perbedaan pendirian akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata
ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
22. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda, Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh
dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian
yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat
memicu konflik.
33. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, Manusia memiliki
perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab
itu,dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda perubahan nilaiyang cepat dan
mendadak dalam masyarakat, Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik social.
Akibat-akibat
dari konflik yang terjadi
Konflik dapat berakibat
baik dan dapat berakibat tidak baik. berikut ini akan disebutkan diantaranya.
Konflik yang berakibat
tidak baik seperti :
11. Menghambat komunikasi, karena pihak-pihak yang
berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
22. Menghambat keeratan hubungan.
33. Karena komunikasi relative tidak ada,
maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang berkonflik.
44. Mengganggu kerja sama.
55. Hubungan yang tidak terjalin baik,
bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
66. Mengganggu proses produksi,bahkan
menurunkan produksi.
77. Kerja sama yang kurang baik, maka
produktifitas pun rendah.
88. Menimbulkan ketidakpuasan terhadap
pekerjaan.
99. Karena produktifitas rendah, timbullah
ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
10.
Yang kemudian berakibat pada individu
mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir,
menarik diri, frustasi dan apatisme.
Konflik yang berakibat
baik seperti:
11. Membuat suatu organisasi hidup, bila
pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya.
22. Berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik, yang tujuannya tentu
meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
3. Melakukan adaptasi, sehingga dapat
terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta prosedur, mekanisme,
program, bahkan tujuan organisasi.
44. Memunculkan keputusan-keputusan yang
inovatif.
55. Memunculkan persepsi yang lebih kritis
terhadap perbedaan pendapat.
Cara-Cara
Mengatasi Konflik
Mengatasi
konflik antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak
yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari
pihak luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk
mengatasi konflik yang telah terjadi :
1.
Rujuk : merupakan usaha pendekatan demi
terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan bersama pula.
2.
Persuasi : mengubah posisi pihak lain,
dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta dengan
menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan
standar keadilan yang berlaku.
3.
Tawar-menawar : Suatu penyelesaian yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang
dapat diterima.
4.
Pemecahan masalah terpadu : Usaha
pemecahan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses
pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka
dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative
pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
5.
Penarikan diri : Cara menyelesaikan
masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan
dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak
yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling
berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan
untuk menyelesaikan konflik.
6.
Pemaksaan dan penekana : Cara
menyelesaikan konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini
dapat dilakukan apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang yang
lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti
intimidasi, ancaman, dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan
mengalah secara terpaksa.
Cerita tentang konflik
:
Perceraian
kedua orang tua, yang menimbulkan berbagai konflik di dalam keluarga. Terutama pada
anaknya, karena konflik ini sangat berpengaruh terhadap psikis anaknya. Dimana anak
tersebut mengalami konfik pada diri nya sendiri. Anak tersebut harus memilih
tinggal dengan ayah atau ibunya. Kasih sayang dan perhatian itu sangat di
butuhkan oleh anak dalam proses pembentukan jati dirinya. Apabila kedua orang
tua nya berpisah otomatis kasih sayang yang anak itu dapatkan tidaklah lagi
lengkap seperti saat kedua orang tuanya masih bersama.
MOTIVASI
Motivasi berasal dari
kata move yang artinya "bergerak". Salah satu unsur dari motivasi itu
sendiri adalah motif atau alasan atau bisa juga disebut bisa jadi merupakan
sesuatu yang memotivasi. Motivasi sendiri bisa dikelompokkan menjadi motivasi internal
dan motivasi eksternal. Bila motivasi eksternal merupakan motivasi yang berasal
dari luar diri, maka motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam
diri kita sendiri. Motivasi eksternal biasanya bersifat sementara. Lain halnya
dengan motivasi internal yang bersifat lebih kekal.
Pengertian motivasi menurut beberapa ahli:
1.
ANTON IRIANTO
Motivasi adalah
sesuatu yang menggerakan atau mendorong seseorang atau kelompok orang, untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
2.
ALAN LOY MCGINNIS
Kemauan yang tinggi
untuk mengerahkan upaya menuju tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh
kemampuan upaya untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual.
3.
WEINER
Motivasi merupakan kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Motivasi merupakan kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
4.
UNO
Motivasi merupakan sebuah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik, serta kegiatan yang menarik.
Motivasi merupakan sebuah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik, serta kegiatan yang menarik.
Teori-teori
Motivasi
1. Teori
Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan
dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami
antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Kebutuhan
merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin
memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya. Abraham
Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan fisiologis,
yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai
kebutuhan yang paling dasar
b. Kebutuhan rasa aman,
yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan
lingkungan hidup
c. Kebutuhan untuk rasa
memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi,
berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
d. Kebutuhan akan harga
diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
e. Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan
potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan
kritik terhadap sesuatu
2.
Teori Keadilan
Keadilan merupakan
daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus
bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai
perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat
perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input
dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
3.
Teori X dan Y
Douglas McGregor
mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya
negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y
(Robbins, 2007).
4.
Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan
oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan
pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias
sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg
memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan
bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.
Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
a. Upah
b. Kondisi kerja
c. Keamanan kerja
d. Status
e. Prosedur perusahaan
f. Mutu penyeliaan
g. Mutu hubungan
interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan
Jenis-jenis Motivasi
Motivasi
positif dan motivasi negatif, motivasi positif adalah proses untuk mencoba
mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Motivasi negatif adalah proses
untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan
tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
Sumber
:
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/pengertian-motivasi-dan-teori-teori.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar