Selasa, 12 November 2013

KONFLIK DAN MOTIVASI

 KONFLIK

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. Yang berarti di dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri , manusia membutuhkan orang lain untuk saling berhubungan, bertukar pikiran , berinteraksi dan lain sebagainya. Setiap individu itu memiliki watak dan prilaku yang berbeda-beda, sudah pasti antara individu yang satu dengan individu yang lain tidaklah sama, mereka masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.
Tidak jarang dari kekurangan dan kelebihan yang dimiliki itu dapat menimbulkan masalah atau konflik. Tidak semua orang yang kita kenal dapat menerima kekurangan dan kelebihan yang kita miliki itu. Tidak mudah membuat orang agar suka dengan kita, mereka juga pasti mempunyai penilaian tersendiri terhadap diri kita. Watak dan prilaku yang berbeda itulah yang terkadang menjadi salah satu penyebab konflik yang terjadi di lingkungan masyarakat. Dimana ada individu yang ingin selalu menang dan ada individu juga yang tidak mau di saingi keberadaannya nah darisitulah timbulah suatu konflik.
      
Pengertian Konflik 
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Menurut kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan, pertentangan. Dapat di simpulkan bahwa konflik merupakan suatu perselisihan, pertentangan, percekcokan yang terjadi di lingkungan masyarakat antara dua orang atau lebih (berkelompok) karena suatu masalah, seperti karena masalah perbedaan , masalah beda paham , masalah persaingan dan lain sebagainya.

Jenis-jenis konflik

Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada empat jenis konflik yaitu :
11. Konflik intrapersonaadalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Contoh konflik intrapersonal : jika seseorang ingin mengikuti kontes pencarian bakat namun dia tidak dapat meninggalkan kuliahnya. Maka terjadi konflik pada dirinya sendiri, ia dibingungkan  harus mementingkan yang mana terlebih dahulu antara kuliahnya atau kontes yang sangat ingin ia ikuti.
22. Konflik Interpersonal, adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. 
Contoh konflik interpersonal : saling dendam antara individu satu dengan individu lain karena sesuatu hal yang sama-sama mereka inginkan. Masalah prestasi, ada seorang individu yang pintar merasa disaingi oleh anak baru yang kelihatannya lebih pintar darinya. Maka individu itu merasa tersaingi dan timbulah konflik disitu.
33. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. 
Contoh konflik antar individu dan kelompok : saling saing antara kelompok kerja.
44. Konflik interorganisasi, Konflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. 
Contoh konflik interorganisasi : saling saing juga antara kelompok besar. Contoh : perusahaan satu dengan perusahaan lain.


 Latar belakang konflik :

Perbedaan individu
11. perbedaan pendirian , Setiap orang memiliki pendirian yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan pendirian akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
22. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda, Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. 
33. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu,dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda perubahan nilaiyang cepat dan mendadak dalam masyarakat, Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik social. 

Akibat-akibat dari konflik yang terjadi
Konflik dapat berakibat baik dan dapat berakibat tidak baik. berikut ini akan disebutkan diantaranya.
Konflik yang berakibat tidak baik seperti :
11. Menghambat komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
22.      Menghambat keeratan hubungan.
33.    Karena komunikasi relative tidak ada, maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang berkonflik.
44.     Mengganggu kerja sama.
55.      Hubungan yang tidak terjalin baik, bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
66.      Mengganggu proses produksi,bahkan menurunkan produksi.
77.     Kerja sama yang kurang baik, maka produktifitas pun rendah.
88.     Menimbulkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
99.    Karena produktifitas rendah, timbullah ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
10.  Yang kemudian berakibat pada individu mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustasi dan apatisme.


Konflik yang berakibat baik seperti:
11.  Membuat suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya.
22.    Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik, yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
3.  Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
44.   Memunculkan keputusan-keputusan yang inovatif.
55.    Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

Cara-Cara Mengatasi Konflik
Mengatasi konflik antara pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari pihak luar yang menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi konflik yang telah terjadi :
1.      Rujuk : merupakan usaha pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan bersama pula.
2.      Persuasi : mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
3.      Tawar-menawar : Suatu penyelesaian yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang dapat diterima.
4.      Pemecahan masalah terpadu : Usaha pemecahan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
5.      Penarikan diri : Cara menyelesaikan masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik.
6.      Pemaksaan dan penekana : Cara menyelesaikan konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang  yang lebih tinggi dari pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman, dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara terpaksa.
Cerita tentang konflik :
Perceraian kedua orang tua, yang menimbulkan berbagai konflik di dalam keluarga. Terutama pada anaknya, karena konflik ini sangat berpengaruh terhadap psikis anaknya. Dimana anak tersebut mengalami konfik pada diri nya sendiri. Anak tersebut harus memilih tinggal dengan ayah atau ibunya. Kasih sayang dan perhatian itu sangat di butuhkan oleh anak dalam proses pembentukan jati dirinya. Apabila kedua orang tua nya berpisah otomatis kasih sayang yang anak itu dapatkan tidaklah lagi lengkap seperti saat kedua orang tuanya masih bersama.

MOTIVASI
Motivasi berasal dari kata move yang artinya "bergerak". Salah satu unsur dari motivasi itu sendiri adalah motif atau alasan atau bisa juga disebut bisa jadi merupakan sesuatu yang memotivasi. Motivasi sendiri bisa dikelompokkan menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal. Bila motivasi eksternal merupakan motivasi yang berasal dari luar diri, maka motivasi internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Motivasi eksternal biasanya bersifat sementara. Lain halnya dengan motivasi internal yang bersifat lebih kekal. 

Pengertian motivasi menurut beberapa ahli: 
1.      ANTON IRIANTO 
Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mendorong seseorang atau kelompok orang, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 
2.      ALAN LOY MCGINNIS 
Kemauan yang tinggi untuk mengerahkan upaya menuju tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual. 
3.      WEINER
Motivasi merupakan kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. 
4.      UNO
Motivasi merupakan sebuah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik, serta kegiatan yang menarik.

Teori-teori Motivasi 
1.    Teori Hierarki Kebutuhan Maslow 
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya. Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
a.  Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar 
b.  Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup 
c.  Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai 
d.  Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain 
e.   Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu 

2.      Teori Keadilan 
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007). 

3.      Teori X dan Y 
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007). 
4.      Teori dua Faktor Herzberg 
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007).  Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi : 
a.      Upah 
b.      Kondisi kerja 
c.      Keamanan kerja 
d.      Status 
e.      Prosedur perusahaan
f.       Mutu penyeliaan 
g.      Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan 

Jenis-jenis Motivasi
Motivasi positif dan motivasi negatif, motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.

Sumber :
http://tkampus.blogspot.com/2012/04/pengertian-motivasi-dan-teori-teori.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar