Teori Organisasi
Sebagai
makhluk sosial, manusia hidup dalam lingkungan di mana interaksi antar sesama
serta mengatur kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan bersama. Namun karena
keterbatasan yang dimiliki, manusia tidak mampu untuk mewujudkan tujuan itu
tanpa adanya hubungan kerjasama diantara mereka. Masalah ini yang menjadi dasar
terwujudnya manusia yang hidup dalam organisasi.
Dalam buku Pengantar Organisasi dan Metode, Widyatmini & Izzati A.
(1991:1) Memberi istilah organisasi sebagai:
Wadah :
Sekelompok manusia untuk saling bekerja sama
Proses
: Pengelompokan manusia dalam suatu kerja sama yang efisien
Menurut Ernest Dale, Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang
meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau
pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
Sedangkan Cyril Soffer menyatakan bahwa organisasi adalah
perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu
sistem kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi
tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
Lalu, Kast & Rosenzweig menjelaskan pula bahwa organisasi adalah
sub sistem teknik, sub sistem struktural, sub sistem psikososial dan subsistem
manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang
berorenteasi pada tujuan.
Menurut Widyatmini & Izzati A. dalam Pengantar Organisasi dan
Metode (1991:1), “Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah:
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan
segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen
terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi
dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.”
Dari
penjelasan teori tersebut, maka dapat dibuat definisi umum dari organisasi,
yaitu:
Organisasi adalah orang-orang yang
usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang saling
terhubung dan bergantungan, bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan
wewenang serta mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Berikut
ini merupakan ciri-ciri dari organisasi, yaitu:
1.
Lembaga sosial yang terdiri atas
kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan
2.
Dikembangkan untuk mencapai tujuan
3.
Secara sadar dikoordinasikan dan sengaja
disusun
4.
Instrumen sosial yang memeiliki batasan
yang secara relatif dapat diidentifikasi.
Berikut
ini merupakan beberapa teori organisasi antara lain sebagai berikut :
1.
Teori Oganisasi Klasik
Di
teori ini, organisasi merupakan struktur hubungan antar kekuasaan, tujuan,
peranan, kegiatan dan faktor lain, apabila orang saling bekerja sama. Biasa
disebut “Teori Tradisional” atau “Teori Mesin” Dikatakan “Teori Mesin” karena
manusia dianggap sebagai suku cadang yang suatu saat bisa dipasang atau
digantikan sekehendak pemimpin.
Dalam
teori ini, organisasi digambarkan menjadi sebuah lembaga tersentralisai dan
dengan tugas-tugas yang terspesialisasi, memberi petunjuk mekanistik yang kaku
dan tidak mengandung kratifitas. Teori klasik berkembang dalam 3 aliran, yaitu
:
1)
Teori Birokrasi
Teori
ini dikemukakan oleh Max Weber dalam buku “The Protestant Ethic
and Spirit of Capitalsm” dan “The Theory od Social and Economic Organization“.
Menurutnya, karakteristik birokrasi antara lain :
a.
Pembagian kerja
b.
Hirarki wewenang
c.
Program rasional
d.
Sistem prosedur
e.
Sistem aturan hak dan kewajiban
f.
Hubungan antar pribadi yang bersifat
inpersonal
2)
Teori Administrasi
Teori
ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall
Urwick dari Eropa, sertaMooney dan Reiley dari Amerika.
Henri
Fayol mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajeman yang menjadi dasar
perkembangan teori administrasi, yaitu:
a. Pembagian
kerja
b. Wewenang
& tanggung jawab
c. Disiplin
d. Keatuan
perintah
e. Kesatuan
pengarahan
f. Mendahulukan
kepentingan umum daripada pribadi
g. Balas
jasa
h. Sentralisasi
i.
Rantai scalar
j.
Aturan
k. Keadilan
l.
Kelanggengan personalia
m. Inisiatif
n. Semangat
korps
Henri Fayol juga merincikan
fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi elemen-elemen manajemen disebutFayol’s
Functionalism, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
penkoordinasian dan pengawasan.
3)
Teori Manajemen Ilmiah
Frederick
Winslow Taylor telah mengembangkan teori ini sejak 1900. Definisi dari
manajemen ilmiah adalah “metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan
masalah organisasi” atau “seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi
kerja”. Empat kaidah manajemen menurutnya sebagai berikut :
1.
Menggantikan metode kerja dengan metode
atas dasar ilmu pengetahuan
2.
Mengadakan seleksi, latihan dan
pengembangan karyawan
3.
Pengembangan ilmu tentang kerja,
seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah
4.
Perlu dikembangkan semangat dan mental
karyawan
2. Teori
Neoklasik
Disebut juga “Teori Hubungan Manusiawi”. Muncul
akibat ketidakpuasan dengan teori klasik. Menekankan pada “pentingnya aspek
psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja
Hugo Munsteberg dalam “Psychology and Industrial
Effeciency” menekankan adanya perbedaan karakteristik individu dalam organisasi
dan mengingatkan adanya pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap organisasi. Dalam
pembagia kerja, Neoklasik memandang perlunya:
a. Partisipasi
b. Perluasan
kerja
c. Manajemen bottom
up
3. Teori
Modern
Muncul
tahun 1950 akibat ketidakpuasan pada teori sebelumnya.
Sering
disebut “Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan kedua teori
sebelumnya. Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung
dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan
dengan lingkungan dan apabila ingin bertahan hidup maka harus beradaptasi
dengan lingkungan.
Pengalaman Berorganisasi
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tak
lepas dari yang namanya organisasi. Setiap manusia dalam kehidupannya pasti
pernah ataupun sering berorganisasi atau masuk dalam suatu organisasi. Jika kita
mendengar kata organisasi pasti satu pikiran yang terlintas di benak kita bahwa
organisasi itu merupakan sesuatu yang formal namun kenyataannya tidak seperti
itu , selain organisasi formal ada juga organisasi non formal. Contoh organisasi
yang formal itu seperti Organisasi didalam sekolah contohnya seperti OSIS, BEM, Ekstrakulikuler maupun organisasi
yang ada di dalam kelas. Organisasi Non Formal contohnya seperti Organisasi yang
kita lakukan di luar atau di lingkungan masyarakat contohnya seperti beroganisasi
dalam membentuk kepanitiaan , membuat suatu acara, mengatur jalannya
acara-acara keagamaan seperti tabligh akbar, hari raya besar dan lain
sebagainya.
Seperti manusia pada umumnya , saya juga pernah
mengikuti beberapa organisasi, baik organisasi yang ada di sekolah maupun
organisasi yang ada di lingkungan tempat saya tinggal. Pada kesempatan kali ini
saya akan menceritakan sedikit pengalaman berorganisasi saya itu. Mulanya saya
adalah seorang anak yang paling susah untuk berorganisasi, karena bisa di
bilang saya adalah anak yang kurang percaya diri. Saya tidak terbiasa untuk
berbicara di depan umum ataupun ikut serta berkumpul dengan orang banyak dalam
suatu perkumpulan organisasi. Selain itu , saya melihat teman-teman saya
terlihat begitu sibuk mengikuti suatu organisasi sehingga selalu pulang larut
malam. Tentunya saya belum terbiasa dengan hal itu dan saya takut sekali akan
turunnya prestasi belajar saya jika saya mengikuti organisasi.
Ketakutan akan organisasi perlahan sirna oleh
rasa ingin tahu saya. Tepatnya di SMP kelas 2 , saya mulai ingin lebih tahu
tentang organisasi. Mungkin waktu di kelas 1 saya masih belum bisa beradaptasi ,
namun perlahan saya mulai percaya diri untuk mengikuti suatu organisasi dan
mulai menghapus presepsi buruk yang saya pikirkan selama ini mengenai
organisasi. Awalnya ikut ajakan teman untuk mencoba latihan dasar kepemimpinan organisasi siswa intra sekolah. Teman saya lah
yang meyakinkan saya bahwa organisasi itu mengasyikan dan kita juga dapat
belajar untuk lebih percaya diri di hadapan umum. Adrenalin saya terpancing dan
saya memutuskan untuk melawan semua rasa kurang percaya diri saya itu.
Pada saat mengikuti latihan dasar kepemimpinan
untuk syarat masuk ke dalam kepengurusan OSIS, saya di ajarkan bagaimana mengatur
diri saya menjadi seorang pemimpin yang disiplin. Karena jika kita belum bisa
mengatur diri kita sendiri bagaimana kita akan mengatur orang lain kelak
sebagai pemimpin. Satu hal berharga yang saya dapatkan dari latihan dasar
kepemimpinan itu , bahwa hidup itu berarti kalau kita dapat bermanfaat bagi
orang lain yang ada disekitar kita. Dengan
berorganisasi saya berfikir bahwa saya tidaklah hidup seorang diri , kita
adalah mahkluk sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Dikelas 2 SMP saya resmi masuk ke dalam
kepengurusan OSIS dan saya menjabat sebagai seksi bidang apresiasi , persepsi
dan kreasi seni. Jabatan ini menurut saya sangat cocok dengan kepribadian saya
yang sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan seni dan kreatifitas. Tugas
pertama yang saya kerjakan saat itu adalah menyelenggarakan acara pentas seni,
dimana saya mengatur sistematis acara pentas seni tersebut. Seperti :
menyiapkan audisi menyanyi , menari, drama, menata panggung , menyusun acara
dan lain sebagainya.
Selain
menjadi anggota OSIS , saya juga mengikuti organisasi keagamaan yakni Remaja
Masjid Nurul atau yang disingkat RMN. RMN merupakan organisasi yang di bentuk
untuk mengurusi urusan keagamaan di masjid sekolah. Saya menjabat sebagai
sekertaris 2 , yang bertugas mencatat pemasukan infak setiap minggunya, membuat
majalah dingding, mencetak materi pengajian dan membantu sekretaris 1. Dalam organisasi
ini, saya mendapat banyak sekali pelajaran yang sangat berharga untuk menambah
bekal di akhirat kelak. Setiap minggunya organisasi ini mengadakan ngaji
bersama, latihan menulis kaligrafi, tausiah, belajar hukum-hukum tajwid dan
lain sebagainya. Dan apabila ada acara-acara besar keagamaan maka organisasi
ini lah yang menjadi anggota kepanitiaannya.
Selain
mengikuti organisasi formal disekolah, saya juga mengikuti organisasi kecil di kampung
saya yang di beri nama Kuantifang. Kuantifang itu merupakan singkatan dari
Kumpulan anak kreatif kujang (nama daerah). Organisasi ini di bentuk oleh pak
RT kujang dengan tujuan agar remaja-remaja yang tinggal di gang kujang ini
walaupun banyak yang tidak melanjutkan sekolah tapi mereka masih bisa
berkreatifitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain : membuat kerajinan tangan
, latihan menari daerah, latihan teater. Jadi setiap ada acara seperti acara
memperingati hari kemerdekaan remaja-remaja ini bisa memamerkan karyanya. Vakum
selama setahun di kelas 3 SMP dari hal yang berbau organisasi karena akan
mengikuti Ujian Nasional. Dan selama vakum itu sangat terasa sekali rindu akan
kumpul-kumpul, rapat dan lain sebagainya. Tidak pernah di bayangkan, saya akan
merindukan hal yang awalnya saya takutkan ini.
Setelah
sekian lama vakum , dan akhirnya saya mengikuti organisasi kembali di SMA. Yaitu
Remaja Masjid Darutholibin atau RMD. Organisasi ini sama seperti organisasi
Remaja Mesjid yang saya ikuti di SMP. Namun kali ini saya menjabat sebagai
bendahara, yang bertanggung jawab untuk mengatur
keuangan yang masuk maupun yang keluar seperti infak , ataupun ada kegiatan
acara-acara tabligh akbar di sekolah. Di SMA saya tidak banyak mengikuti
organisasi , karena saya di suruh fokus sekolah oleh orang tua saya untuk
mempersiapkan masuk PTN.
Organisasi terakhir yang saya ikuti
adalah Esgrim Community. Organisasi ini awalnya di bentuk pada saat bulan
ramadhan untuk melakukan penggalangan dana ke panti asuhan. System penggalangan dana yang dilakukan
seperti : mengamen , menjual kue-kue untuk berbuka, dan lain sebagainya. Dan pada
akhir bulan Ramadhan barulah kami adakan acara pentas seni di panti asuhan
tersebut dan membagikan hasil penggalangan dana selama satu bulan.
Begitulah
sedikit cerita tentang pengalaman organisasi yang saya ikuti. Mungkin jika
waktu itu saya tidak mau melawan rasa kurang percaya diri saya , saya tidak
akan pernah mempunyai pengalaman seindah ini. Di mana dari organisasi-organisasi
tersebut saya belajar banyak hal yang tidak akan pernah saya dapatkan jika saya
belajar sendiri. Dan saya katakana bahwa saya pun bisa seperti mereka yang bisa
bergabung dengan suatu organisasi. Terkadang kita harus mendekati hal yang kita
anggap menakutkan itu terlebih dulu , dan jika sudah berhasil barulah kita katakan
bahwa aku bisa berteman dengan hal yang ku anggap menakutkan.
Daftar Pustaka
Pengantar
Organisasi dan Metode, Widyatmini & Izzati A. (1991:1)
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/index-pengantar_organisasi_dan_metode.html