1.
Apa perbedaan kekuasaan dan wewenang ?
2.
Sebutkan teknik-teknik pengambilan
keputusan ?
3.
Apa saja unsur-unsur dalam komunikasi ?
1.
Perbedaan
antara Kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan
Kekuasaan
atau yang sering disebut power, merupakan kemampuan dalam mempengaruhi orang
lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang
kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena
kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka bisa kita katakana bahwa
setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan
penggunaan kekuasaan. Kekuasaan
melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih yang selalu melibatkan interaksi
sosial antar beberapa pihak atau lebih dari satu pihak.
Dengan
demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki
kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan
oleh orang lain atau kelompok lain. Adapun pengertian kekuasaan menurut para
ahli , antara lain sebagai berikut :
1.
Max Weber dalam bukunya
Wirtschaft und Gesselshaft menyatakan, kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam
suatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri meskipun mengalami
perlawanan.
2.
Harold D. Laswell dan A. Kaplan,”
Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok dapat menentukan
tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan pihak pertama.”
3.
Robert Mac Iver mengatakan
bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain
baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung
dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya
berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku
sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat
UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari
kekuasaan).
Jenis
kekuasaan :
Kekuasaan
bersifat positif : merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada
individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat memengaruhi dan
mengubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang
diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena
paksaan baik secara fisik maupun mental.
Kekuasaan
bersifat Negatif : Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa
arogan, egois, serta apatis dalam memengaruhi orang lain atau kelompok untuk
melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan
atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang
bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang
baik, mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan
pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri
kadang-kadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan
kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan
daya pikir tadi.
Wewenang
Wewenang
adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas
perusahaan atau bisa di sebut sebagai hak untuk melakukan sesuatu atau
memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai
tujuan tertentu.
Definisi
wewenang menurut para ahli:
1. Menurut
Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization : Wewenang
adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada suatu
jabatan.
2. Menurut
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The Principles of Management : Authority
adalah suatu hak untuk memerintah / bertindak.
3. Menurut
G. R. Terry : Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk
menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki
wewenang itu.
4. Menurut
R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management : Authority adalah hak
yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan suatu
tugas/kewajiban tertentu.
Dua
pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:
1. Teori
formal (pandangan klasik)
Wewenang merupakan anugrah, ada karena
seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang
berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri
sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk
organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2. Teori
penerimaan (acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh
kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini
menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee) bukan yang
mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver),
yang memutuskan untuk menerima atau menolak. Tanpa wewenang orang-orang dalam
perusahaan tidak dapat berbuat apa-apa.
Wewenang
terbagi atas 3 jenis :
1. Line
Authority (wewenang lini), wewenang manajer yang bertanggung jawab langsung, di
seluruh rantai komando organisasi, untuk mencapai sasaran organisasi.
2. Staff
Authority (wewenang staf), wewenang kelompok, individu yang menyediakan saran dan
jasa kepada manajer lini.
3. Functional Authority
(wewenang fungsional), wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan
aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik.
Kewenangan
digunakan untuk mencapai tujuan pihak yang berwenang. Karena itu, kewenangan
biasanya dikaitkan dengan kekuasaan. Robert Bierstedt menyatakan dalam bukunya an
analysis of social power, bahwa kewenangan merupakan kekuasaan yang
dilembagakan. Seseorang yang memiliki kewenangan berhak membuat peraturan dan
mengharapkan kepatuhan terhadap peraturannya.
Perbedaan antara kekuasaan dengan
wewenang
Kekuasaan
amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan.
Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari
kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi
kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena
posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi
perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang
untuk memerintah secara sah.
Power (kekuasaan) dan authority
(wewenang) saling terkait
power = informal authority,
authority = legimate power
2.
Teknik-teknik
pengambilan keputusan
Pengambilan
keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai
alternative pilihan yang tersedia. Seseorang terkadang dihadapkan pada suatu
keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan) dari berbagai alternatif
yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena berdampak pada dirinya dan
lingkungan sekitarnya.
Berikut
adalah enam macam teknik pengambilan keputusan dari Manktelow, 2003 :
1. Pareto
Analysis (Analisis Pareto)
Analisis pareto merupakan teknik yang sederhana,
yang membantu kita dalam memilih perubahan tindakan yang akan kita ambil secara
efektif. Analisis pareto merupakan sebuah teknik pengambilan keputusan yang
bertujuan untuk menemukan perubahan yang akan memberikan manfaat terbesar bagi
pengambil keputusan. Teknik ini berguna dalam kondisi terdapatnya
sejumlah alternatif solusi dan tindakan yang memungkinkan yang dapat dipilih.
Analisis pareto tidak hanya memberikan gambaran pada kita tentang masalah yang
paling penting untuk diselesaikan, namun teknik tersebut juga memberikan
sejumlah nilai yang memperlihatkan seberapa besar atau parah masalah tersebut.
2. Paired
Comparison Analysis (Analisis Perbandingan Sepasang)
Paired Comparison Analysis membantu kita memecahkan
masalah yang relatif lebih penting daripada yang lainnya. Teknik ini berguna,
ketika kita tidak mempunyai data-data yang objektif mengenai masalah yang
sedang kita hadapi. Analisis ini memudahkan kita untuk memilih masalah yang
paling penting untuk diselesaikan atau memilih solusi yang memberikan
keuntungan paling besar.
3. Grid
Analysis (Analisis Jaringan)
Teknik analisis ini membantu kita dalam menentukan
keputusan atas beberapa pilihan yang dihadapkan pada sejumlah faktor yang berbeda.
Analisis Jaringan merupakan salah satu teknik perencanaan yang digunakan dalam
pendekatan riset operasional. Pemahaman yang baik model jaringan dalam suatu
masalah akan menentukan keberhasilan perencanaan dalam pemecahan masalah, baik
dalam penurunan modelnya maupun dalam memecahkan model masalahnya.
4. Teknik
Implikasi Plus-Minus (Plus-Minus Implication, PMI)
Teknik pengambilan keputusan ini membantu kita dlam
menentukan keputusan atas beberapa pilihan yang dihadapkan pada sejumlah faktor
yang berbeda. PMI merupakan kepanjangan dari “Plus/Minus/Implications”. Teknik
ini adalah sebuah teknik pengambilan keputusan yang penting. Ketika kita telah
memilih sebuah tindakan, kita harus mengamati perkembangan situasi.
5. Force
Field Analysis (Analisis Kekuatan Lapangan)
Analisa ini merupakan suatu metode yang cukup
efektif untuk melihat faktor-faktor apa saja yang kiranya mendukung ataupun
bertolak belakang dengan rencana yang kita ambil. Apabila kita telah mengambil
suatu keputusan, maka analisa ini bisa kita gunakan untuk mengidentifikasi
perubahan yang akan kita buat untuk mendapatkan hasik yang lebih baik.
6. Cost/Benefit
Analysis ( Analisis biaya dan Manfaat)
Analisis ini merupakan analisis yang cukup simpel.
Seperti yang namanya, dalam menggunakan analisis ini kita diminta untuk
menjumlahkan semua nilai dari keuntungan yang diperoleh kemudian menguranginya
dengan biaya-biaya yang lain. Untuk menggunakan analisis ini, pertama tentukan
seberapa banyak biaya yang akan dipakai untuk melakukan suatu perubahan.
Kemudian hitung berapa keuntungan yang akan didapatkan dari itu semua.
Dimana biaya dan keuntungan akan dibayarkan atau
didapatkan sepanjang waktu. Rencanakan waktu dengan tepat sehingga semua biaya
yang digunakan untuk melakukan perubahan bisa tergantikan dengan tepat sehingga
semua biaya yang digunakan untuk melakukan perubahan bisa tergantikan dengan
keuntungan yang diperoleh. Teknik ini merupakan teknik yang mudah digunakan
untuk menentukan keputusan.
3.
Unsur-unsur
dalam komunikasi
Komunikasi
berasal dari bahasa Latin, “comunis” yang berarti membuat kebersamaan
atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar asal katanya “communis” yaitu “communico” yang
artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3).
Dalam literatur
lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang
berarti ” membuat sama” (to make common). Istilah “communis” adalah
istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang
merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip Komuniksi menyarankan
bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama.
Unsur Komunikasi
a. Lingkungan
komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi
memiliki 3 (tiga) komponen penting yaitu :
-
Fisik, adalah ruang dimana komunikasi
berlangsung yang nyata atau berwujud. Maksudnya adalah komunikasi bersifat
nyata dan real sehingga dikatakan mempunyai tampilan fisik, baik berupa suara
maupun gerakan-gerakan sebagai tanda.
-
Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya
tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan
orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan
atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas
atau informalitas, serius atau senda gurau,
-
Temporal (waktu), mencakup waktu dalam
hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga
komponen komuniasi tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya,
masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi.
b. Enkoding-Dekoding
Dalam
ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara
atau menulis) sebagai enkoding (encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan
kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan
gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding. Kita
menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai
dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di
atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan
dekoding.
Oleh
karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan
pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima,
kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan
untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan.
Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar
(dekoding).
c. Sumber
Penerima
Sumber
penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) kaligus
penerima (komunikan). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis,
atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan,
membaca, membaui, dan sebagainya. Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda
juga menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda mendengar diri
sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh anda
sendiri) dan anda menerima pesan dari orang lain (secara visual, melalui
pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara
dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan (untuk
mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya). Ketika
anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
d. Kompetensi
Komunikasi
Kompetensi
komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif
(Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti
pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content)
dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin
layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi
mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan
tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang
keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan
meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai banyak pilihan berperilaku.
Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi
anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasi
sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan kata:
Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan
kata anda), makin banyak cara yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
e. Umpan
Balik/ Feed Back
Umpan
balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat
berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal
komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain
dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya,
dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri.
Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa
yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda
tulis.
f. Gangguan
Gangguan
(noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan
menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.
Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan
yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima. Gangguan ini dapat berupa
gangguan fisik (ada orang lain berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada
di kepala kita), atau semantik (salah mengartikan makna).
g. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan.
Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita
menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai
contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran
suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini
secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan
(saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi
(saluran taktil).
h. Pesan
Pesan dalam komunikasi dapat mempunyai banyak
bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu dari panca
indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal
(lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga
berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita
kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan
kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum.
Daftar
Pustaka :
Buku Seni Komunikasi Efektif karya Deborah
Tannen penerbit PT. Gramdeia Pustaka Utama
Komunikasi organisasi karya R. Wayne Pace dan Don F.
Faulus penerbit PT. Remaja Rosdakarya
1. Sudarwan Danim . ( 2002 ) Inovasi Pendidikan .
Bandung : Pustaka Setia
2. Umar Nimran , (1997 ) Perilaku Organisasi .
Surabaya : CV. Citra Media \