Selasa, 06 November 2012

DAMPAK PEKEMBANGAN TEKNOLOGI DI ERA GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA


Indonesia merupakan Negara yang lahir dengan berbagai macam kebudayaan. Indonesia menjadi suatu bentuk satu kesatuan dari kebudayaan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan menjadi jati diri dari bangsa Indonesia. Namun keberagaman budaya yang seharusnya menjadi kebanggaan dan jati diri bagi seluruh rakyat Indonesia perlahan mulai ditinggalkan dan mengalami pergeseran nilai. Kecintaan mereka terhadap nilai-nilai kebudayaan lokal yaitu kebudayaan asli Indonesia telah berganti dengan kecintaan terhadap budaya asing yang saat ini banyak masuk ke Negara kita.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita turut pula mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan maupun teknologi baik dari dalam maupun dari luar. Sekilas kebudayaan dan teknologi di nilai sangatlah bertolak belakang, kebudayaan lebih menitik beratkan kepada sejarah sedangkan teknologi berhubungan dengan trend masa kini. Tidak sedikit orang yang menilai kedua bahasan tersebut demikian. Namun, bila ditelaah lebih dalam lagi pada dasarnya dan sebenarnya kebudayaan sangat berhubungan dengan teknologi. Kebudayaan menghasilkan teknologi, sedangkan teknologi menciptakan kebudayaan dalam masyarakat serta teknologi pertanda kemajuan kebudayaan, dengan kata lain antara kebudayaan dan teknologi sangatlah mempengaruhi.
Globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh positif globalisasi
1.       Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat
2.       Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.       Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi
1.                      Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2.                           Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.      Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.                Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.   Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Arus globalisasi begitu cepat masuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja.Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno.Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone.Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan.Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh realnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. P engaruh globalisasi berpengaruh di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain. Jati diri Bangsa ini perlu ditonjolkan, yakni salah satunya dengan cara mencintai kebudayaan Indonesia. Dengan tertanamnya jati diri Bangsa pada setiap individu diharapkan mampu menjadi filter bagi kebudayaan asing yang bisa masuk kapan saja dan dimana saja. Strategi kebudayaan kedepan sebenarnya yang diperlukan bukan hanya menjadi tukang-tukang teknologi, tetapi masyarakat mesti mampu menjadi penemu, dengan kata lain mendidik masyarakat untuk berpikir, berkata dan bertindak yang benar. Dengan demikian masyarakat Indonesia mampu mengkolaborasikan antara produk budaya dengan teknologi.

Jumat, 12 Oktober 2012

Permasalahan Sosial Kota Jakarta dan Harapan Baru Terhadap Gubernur Terpilih


             Kalau kita berbicara mengenai kota Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia, memang tidak akan ada habisnya. Mulai dari infrastruktur, penduduk, pendidikan, bahkan gaya hidup yang selama ini mungkin telah menjadi daya tarik bagi penduduk di Indonesia. Kalau dipikir-pikir semua orang di Indonesia dari Sabang sampai Merauke pasti ingin datang ke Jakarta. Tak heran, banyak cara yang dilakukan oleh penduduk dari luar Jakarta untuk sekedar mengadu nasib ataupun menikmati keindahan kotanya. Namun sayang, semua makna keindahan kota Jakarta itu seakan sirna karena banyaknya permasalahan sosial yang terjadi di kota Jakarta. 
            Seperti yang telah kita ketahui bersama, banyak sekali permasalahan sosial yang saat ini muncul di tengah-tengah masyarakat kota Jakarta, diantaranya : kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, ledakan penduduk, daerah pemukiman yang kumuh, kemacetan, pedagang kaki lima, tuna wisma, sampah , limbah dan masih banyak lagi masalah sosial lainnya. Masalah sosial itu sendiri merupakan suatu kondisi yang tentunya tidak diharapkan oleh masyarakat kota Jakarta dam tentunya sangat merugikan kehidupan sosial mereka serta hal itu sangat bertentangan dengan standar sosial yang telah disepakati.
            Jika dilihat dari segi kesehatan , saat ini semakin banyak warga Jakarta yang membuang sampah di sungai, mencuci, memasak, bahkan sampai hal yang bersifat pribadi sekalipun di lakukan di sungai itu juga. Kebiasaan buruk seperti itu tentunya banyak menimbulkan berbagai masalah seperti sungai menjadi tercemar dan jika sungai telah tercemar tentunya akan semakin banyak bibit penyakit yang akan tumbuh. Kalau sudah terjadi seperti itu kita tidak dapat menyalahkan siapa-siapa dan tentunya semua hal itu bukanlah pilihan mereka. Apa mau di kata, mereka telah dating ke Jakarta dan ingin mencari kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya namun kenyataan yang mereka inginkan berbanding terbalik dengan harapan mereka untuk tinggal di kota Jakarta. Semakin banyak masyarakat Jakarta yang tinggal menetap di bantaran sungai hingga bertahun-tahun karena mereka tidak mempunyai keahlian lebih sehingga sulit di pertimbangkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak serta mereka sulit untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kota Jakarta.
            Sebagian orang ada yang mengemis, ada yang menjadi gelandangan dan ada juga yang menjadi pengamen sungguh jauh dari kata baik kehidupan mereka. Mau bagaimana pun mereka ingin mengadu nasib di kota Jakartadan sebagian besar dari mereka tidak memikirkan bagaimana kedepannya , yang ada di pikiran mereka bahwa kota Jakarta adalah kota impian , kota peruntungan mereka untuk menuju masa depan yang lebih baik tapi kenyataan yang ada saat ini semakin banyak pengangguran dimana-mana.
            Pedagang kaki lima juga banyak di temui di pinggir jalanan kota Jakarta. Mereka umumnya berjualan makanan, minuman, pakaian ataupun aksesoris. Sering kita lihat di berita mengenai petugas-petugas keamanan satpol PP yang menggelandang mereka, mengusir, bahkan membawa barang dagangan mereka. Yang lebih kejam lagi, terkadang petugas tersebut merusak lapak dagang mereka tempat mereka mencari nafkah. Memang terlihat kejam, tapi apa mau di kata. Pedagang kaki lima tidak punya pilihan, mereka mau kerja apa di Jakarta karena seperti yang kita ketahui, standar untuk mendapatkan pekerjaan di Jakarta semakin tinggi , belum lagi saat ini banyak juga masyarakat yang datang dari luar kota Jakarta untuk mencari pekerjaan. Sehingga persaingan untuk mencari pekerjaan yang pasti itu semakin ketat.
Masalah sosial lainnya di kota Jakarta adalah sampah. Di kota Jakarta memang banyak sekali sampah, baik itu sampah yang berserakan di jalan ataupun yang menggenang di sungai. Mungkin masyarakat Indonesia memang belum paham benar arti sampah , jika sampah itu di kelola dengan baik maka akan bermanfaat baik juga bagi kita namun sebaliknya ,jika sampah itu dibiarkan begitu saja maka bencanalah yang akan kita dapat. Jelas, dalam pengetahuan teori tentang sampah dari anak kecil hingga dewasa pasti tahu. Tapi kebanyakan mereka hanya sekedar tahu dan enggan untuk melakukannya. Kota Jakarta banjir karena banyak sampah yang menghambat daerah aliran sungai, ditambah drainase yang kurang begitu efektif pula. Lahan untuk penyerapan air pun semakin berkurang karena semakin banyaknya pembangunan yang berjalan. Sampah bisa menjadi hal yang berharga jika kita bisa mengelolanya dengan baik dan kita pun harus selalu menjaga lingkungan hidup kita agar selalu bersih dan sehat.
Permasalahan sosial seperti diatas setiap tahun semakin bertambah. Seakan-akan tidak perduli sudah berapa kali gubernur telah berganti, namun berbagai kebijakan dan program-program yang bertujuan untuk menjadikan kota Jakarta menjadi lebih baik sepertinya tidak berjalan dengan baik atau bisa dibilang gagal.
Dan baru-baru ini kota Jakarta telah sukses menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada). Joko Widodo atau yang lebih di kenal dengan sebutan Jokowi beserta pasangannya Basuki Cahya Purnama atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ahok terpilih sebagai Gubernur dan wakil Gubernur terpilih periode 2012-2017. Dengan terpilihnya Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan wakil Gubernur Jakarta , diharapkan mampu membawa Jakarta ke arah yang lebih baik dengan meminimalisir permasalahan-permasalahan sosial yang begitu banyak sesuai dengan janji mereka selama masa kampanye bahwa permasalahan sosial  yang begitu kompleks dan banyak di ibu kota akan menjadi prioritas dengan melakukan perbaikan dan pembangunan tata kota yang lebih baik dari perkampungan-perkampungan kumuh di bantaran sungai maupun di tengah perkotaan.